Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Filipina yang Masuk dalam "Daftar Narkoba Duterte" Tewas Ditembak

Kompas.com - 25/10/2019, 22:46 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

MANILA, KOMPAS.com - Seorang wali kota Filipina yang masuk dalam "daftar narkoba" Presiden Rodrigo Duterte tewas ditembak saat berada dalam penahanan polisi.

Pelaku menyergap van polisi yang membawa David Navarro, Wali Kota Clarin, ke kantor jaksa penuntut yang terletak di pusat kota Cebu.

Polisi menangkap Navarro yang tengah berada dalam kunjungan bisnis pada Kamis malam (24/10/2019) setelah diduga dia menyerang tukang pijat.

Baca juga: Wali Kota di Filipina Incaran Duterte Ditembak Mati di Kantornya

Dilansir AFP Jumat (25/10/2019), setelah Navarro ditembak mati, si pelaku melarikan diri, dengan satu polisi dikabarkan terluka.

Televisi lokal menayangkan dua perempuan yang disebut saudara Navarro menangis memegangi jenazah bersimbah darah yang terkapar di sisi van polisi.

Filipina disebut mempunyai budaya politik yang keras dan sering kali mematikan. Namun aktivis HAM menyoroti perang narkoba Duterte.

Sebab, kampanye yang digalakkan ketika dia berkuasa pada 2016, dan berdampak pada tewasnya ribuan terduga pengedar serta pecandu narkoba, membuat para penyerang semakin berani.

Pada 14 Maret, atau sebelum pemilihan Mei, nama Navarro masuk dalam daftar 44 politisi yang dituduh Duterte terlibat dalam perdagangan barang haram itu.

Kemudian saat terpilih, presiden berjuluk The Punisher itu merilis 150 nama mulai dari hakim, wali kota, maupun pejabat yang tersandung kasus narkoba.

Daru daftar tersebut, Vicente Loot dari Kota Daanbantayan selamat dari penyergapan 2018. Sementara Jed Mabilog dari Iloilo bersembunyi pada 2017.

Sementara dua wali kota lainnya, Rolando Espinosa dan Reynaldo Parojinog, tewas ditembak pada 2016 dan 2017. Espinosa bahkan dibunuh saat dipenjara.

Wali Kota Tanauan Antonio Halili yang dibunuh ketika hadir dalam upacara bendera tahun lalu juga masuk dalam daftar narkoba Duterte.

Polisi Filipina menyatakan, mereka membunuh lebih dari 5.500 pengedar narkoba yang melawan saat ditahan. Namun keterangan berbeda disampaikan aktivis HAM.

Mereka percaya jumlah korban dari perang melawan narkoba Duterte empat kali lipat lebih banyak, dengan dugaan terjadi kejahatan terhadap kemanusiaan.

Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) sudah meluncurkan penyelidikan awal dengan Komisi HAM PBB memberikan persetujuan.

Baca juga: Lagi, Wali Kota di Filipina Tewas Ditembak Orang Tak Dikenal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com