Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Berencana Berlakukan Pajak WhatsApp, Warga Lebanon Gelar Unjuk Rasa

Kompas.com - 18/10/2019, 22:23 WIB
Agni Vidya Perdana

Editor

BEIRUT, KOMPAS.com - Warga Lebanon, Jumat (18/10/2019), melakukan aksi turun ke jalan untuk menentang rencana pemerintah yang hendak mengenakan pajak baru untuk penggunaan aplikasi WhatsApp.

Rencana pajak baru itu diumumkan di tengah kondisi perekonomian negara itu yang sedang dilanda krisis.

Dilansir ABC Australia, ribuan orang turun ke jalan-jalan di penjuru kota di Lebanon untuk melampiaskan amarah mereka kepada para politisi yang dituduh korup dan salah mengurus negara sehingga terjadi masalah ekonomi serius.

Aksi protes dimulai dengan belasan orang mendatangi pusat kota Beirut, menyusul pengumuman pemerintah yang berencana menerapkan pengenaan pajak sebesar Rp 30.000 untuk penggunaan aplikasi pengiriman pesan di internet, termasuk WhatsApp.

Baca juga: Presiden Lebanon Sesalkan Sanksi Baru Anti-Hezbollah AS

Selain itu, pemerintah Lebanon juga berencana menaikkan pajak untuk rokok dan BBM dalam rancangan APBN tahun 2020.

Protes ini kemudian dengan cepat menyebar menjadi demonstrasi yang lebih besar, bahkan menjadi yang terbesar sejak krisis sampah tahun 2015 dengan ribuan orang melakukan unjuk rasa di seluruh negeri.

Massa pengunjuk rasa berkumpul di sekitar kantor-kantor pemerintah dan gedung parlemen di Beirut, di mana polisi anti-huru hara dikerahkan.

Demonstran meneriakkan kata-kata "revolusi" dan "maling", yang merujuk pada koruptor yang merajalela di negeri yang memiliki salah satu hutang terbesar di dunia.

Beberapa pengunjuk rasa melemparkan batu, sepatu, dan botol ke arah petugas keamanan, hingga memicu terjadinya bentrok dengan polisi.

Baca juga: WhatsApp Sempat Hilang dari Toko Aplikasi Android

Menteri Pendidikan Lebanon Akram Chehayeb juga sempat menjadi sasaran amukan pengunjuk rasa setelah iring-iringan mobilnya melintas perlahan di pusat kota Beirut.

Para pengunjuk rasa yang mengetahui adanya sang menteri di dalam mobil langsung mengerubungi dan menendang mobil tersebut.

Salah seorang pengawal menteri sempat keluar dari dalam mobil dan melepaskan tembakan peringatan ke udara. Namun aksinya segera dihentikan oleh menteri. Tidak ada yang terluka dalam insiden tersebut.

Massa pengunjuk rasa juga menutup jalan di sejumlah kota di Lebanon, termasuk Tripoli di utara, Tyre di selatan dan Baalbek di timur laut.

Massa mengatakan bakal tetap bertahan di jalan hingga pemerintah mengundurkan diri.

Baca juga: AS Kirim Rudal Kendali Laser Senilai Rp 225 Miliar ke Lebanon

"Pemerintah berusaha membantu warga Lebanon untuk menghindari ambruknya perekonomian," kata Menteri Dalam Negeri, Raya al-Hassan, kepada media setempat.

"Bila ada pemerintahan baru yang dibentuk, mereka akan mengambil kebijakan serupa," katanya.

Dengan unjuk rasa terus meningkat, Kementerian Pendidikan Lebanon mengumumkan seluruh sekolah negeri dan swasta serta universitas ditutup pada hari Jumat.

Menteri Telekomunikasi, Mohamed Choucair, yang muncul di televisi setelah protes terjadi mengatakan, Perdana Menteri Saad Hariti telah memintanya untuk mencabut usulan pengenaan pajak untuk aplikasi WhatsApp.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com