WASHINGTON DC, KOMPAS.com - AS mengancam bakal menjatuhkan sanksi tambahan jika Turki tak menghentikan serangan terhadap Kurdi Suriah.
Sejauh ini, Ankara masih mengabaikan tekanan komunitas internasional untuk menahan gempuran labih lanjut di kawasan utara Suriah.
Baca juga: AS Janjikan Bakal Terus Dukung Kurdi di Suriah dalam Perang Melawan ISIS
Menghadapi kritikan karena dianggap memberikan jalan bagi Turki menyerang Kurdi, Presiden Donald Trump mengancam bakal menghancurkan ekonomi Turki.
Ancaman itu dia buktikan dengan keputusan menjatuhkan sanksi terhadap tiga menteri Turki, dan menaikkan tarif baja negara itu.
"Sanksi tambahan tengah dipersiapkan jika mereka tidak segera melakukan gencatan senjata," ujar Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.
Dilansir AFP Rabu (16/10/2019), dia menambahkan Washington bisa mengincar kementerian atau sektor industri yang dipunyai Turki.
"Harapan saya adalah sanksi bakal memberikan dampak (bagi Turki). Kami mempunyai otorisasi hingga luar negeri," terang Mnuchin.
Wakil Presiden AS Mike Pence dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo bakal terbang ke Ankara guna membujuk Presiden Recep Tayyip Erdogan untuk menghentikan agresi.
Namun, Erdogan sebelumnya sempat menegaskan dia tidak akan menyudahi Operation Peace Spring atas Kurdi hingga "kemenangan sempurna tercapai".
Selain itu, dia mengklaim Turki sama sekali "tidak khawatir" mendapat sanksi dari AS, kepada awak media di tengah perjalanan pulang dari Azerbaijan.
Pada 9 Oktober lalu, Erdogan mengumumkan operasi untuk mengusir Kurdi yang dia sebut "teroris", setelah AS menarik 1.000 tentara dari sana.
Mendapat tekanan, Trump membeberkan pesan dengan makna ganda. Di satu sisi, dia mengancam bakal menghancurkan ekonomi Turki.
Namun di sisi lain, dia berkali-kali menyatakan bahwa AS tidak ingin terlibat dalam konflik antara Kurdi dengan Ankara.
Sementara itu di kota Ras al-Ain, milisi Kurdi membakar ban untuk mengacaukan jet tempur Turki, dan menggali parit demi menghadapi pasukan Erdogan.
Baca juga: Disanksi AS karena Serangan ke Kurdi, Erdogan Tak Khawatir
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.