Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Xi Jinping Peringatkan Upaya Memecah Belah China Bakal Berakhir dengan "Tubuh Hancur"

Kompas.com - 14/10/2019, 10:17 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - Presiden China Xi Jinping memperingatkan, upaya memecah belah negaranya bakal berakhir dengan "tubuh yang hancur".

Xi mengeluarkan pernyataan itu dalam kunjungannya ke Nepal pada akhir pekan, yang kemudian dirilis kementerian luar negeri Minggu (13/10/2019).

"Siapa pun yang berusaha memisahkan China bakal berakhir dengan kehancuran. Tubuh mereka akan hancur dan tulang mereka menjadi bubuk," tegas Xi Jinping.

Baca juga: Xi Jinping Bersumpah Tegakkan Prinsip Satu Negara Dua Sistem di Hong Kong

Dia melanjutkan seperti dikutip AFP Senin (14/10/2019), setiap upaya eksternal bakal dianggap sebagai delusi oleh rakyat Negeri "Panda".

Meski Xi tak menyebutkan daerah mana, komentarnya terjadi setelah Hong Kong kembali dilanda kerusuhan, dan upaya menyatukan kembali Taiwan.

Di Hong Kong, aksi protes berbuah bentrokan antara massa pro-demokrasi dan polisi, dengan demonstran memblokir jalan hingga menyerang bisnis pro-China.

Beijing menuduh "kekuatan asing" terus mengobarkan krisis di kota yang dulunya adalah bekas koloni Inggris, dan kembali ke China 1997 silam.

Demonstrasi yang awalnya menentang RUU Ekstradisi, dalam perkembangannya meluas menjadi seruan demokrasi dan tuntutan akuntabilitas.

Terdapat kekhawatiran bahwa China bakal mengirim pasukan ke Hong Kong. Namun Beijing membantah, dan percaya polisi lokal bisa mengendalikan situasi.

Sejumlah pakar meyakini, Beijing tidak ingin mendapat kecaman dari dunia setelah kebijakan mereka dalam menumpas aksi protes Tiananmen 1989.

Saat itu, pemerintah pusat mengerahkan tank dan prajurit ke Lapangan Tiananmen, dan berbuah tragedi di mana 1.000 orang diyakini tewas.

Beijing juga menegaskan sikapnya dengan Taiwan, terutama sejak Presiden Tsai Ing-wen berkuasa pada 2016, dan menolak prinsip "Satu China".

Taiwan membuat pemerintahan mandiri sejak perang saudara berakhir 1949. Namun China masih menganggap sebagai daerah mereka yang harus segera disatukan.

Keyakinan lain mengapa Xi Jinping melontarkan ancaman tersebut adalah kritik Amerika Serikat atas tindakan China di region Xinjiang.

Washington mengumumkan bakak membatasi visa bagi pejabat yang dianggap terlibat dalam pelanggaran atas munoritas, termasuk etnis Muslim Uighur.

China mengklaim kamp tersebut adalah "pendidikan vokasi untuk memerangi pergerakan separatis maupun ekstremisme dalam agama".

Baca juga: Xi Jinping Beri Gelar Kehormatan pada Wanita Kanada Berusia 104 Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com