Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perancis dan Jerman Tangguhkan Ekspor Senjata ke Turki

Kompas.com - 13/10/2019, 10:38 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

BERLIN, KOMPAS.com - Pemerintah Perancis dan Jerman, pada Sabtu (12/10/2019), mengumumkan menangguhkan ekspor senjata ke Turki.

Langkah tersebut diambil sebagai tanggapan atas operasi serangan yang dilancarkan Ankara terhadap para pejuang Kurdi di Suriah, yang telah menuai kecaman dari sejumlah negara di Eropa.

Dalam pernyataan bersama dari kementerian pertahanan dan kementerian luar negeri, Perancis mengatakan telah menangguhkan seluruh rencana ekspor mereka ke Turki yang berpotensi digunakan sebagai "bahan perang" mereka ke Suriah.

Pernyataan dari Paris itu muncul hanya beberapa jam setelah Jerman, sebagai salah satu pemasok utama senjata Turki, juga mengatakan akan menangguhkan ekspor.

Baca juga: Mendapat Ancaman Sanksi AS, Erdogan Tak Akan Hentikan Serangan ke Kurdi Suriah

"Jerman tidak akan mengeluarkan izin baru untuk peralatan militer apa pun yang dapat digunakan oleh Turki di Suriah," kata Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas, seperti dikutip dalam surat kabar Bild.

Tentara Turki telah melancarkan serangan lintas perbatasan terhadap pejuang Kurdi yang dianggap Ankara sebagai teroris, sebuah upaya yang menentang kritik dan ancaman saksi internasional.

Sejumlah negara mengecam serangan yang dilancarkan Turki ke Suriah, dengan Finlandia, Norwegia, dan Belanda telah mengumumkan bahwa mereka menghentikan ekspor senjata ke negara itu.

Dalam pertemuan di Luxembourg, Senin (7/10/2019), Komite Urusan Luar Negeri Uni Eropa memutuskan pendekatan Eropa yang terkoordinasi terkait itu ini.

Baca juga: Buntut Serangan Turki, 5 Tahanan ISIS Melarikan Diri dari Penjara Kurdi Suriah

Laporan tersebut mencatat "kecaman keras Perancis atas serangan unilateral yang dilakukan oleh Turki di timur laut Suriah".

Pernyataan Perancis dan Jerman pada Sabtu kemarin juga memperingatkan bahwa serangan Turki ke Suriah memiliki konsekuensi kemanusiaan yang serius.

Menanggapi pengumuman yang dikeluarkan Jerman, Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, mengatakan kepada radio Deutsche Welle, bahwa hal itu merupakan "masalah keamanan nasional dan masalah kelangsungan hidup".

"Embargo senjata apa pun hanya akan memperkuat tekad kami," kata Cavusoglu, seperti dikutip AFP.

"Bahkan jika sekutu kami mendukung organisasi teroris, meski kami akan sendirian, bahkan jika embargo dilakukan, apa pun yang mereka lakukan, perjuangan kami diarahkan untuk melawan organisasi teroris," lanjutnya, merujuk pada Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG).

Baca juga: Militer Turki Bantah Menyerang Pasukan AS di Suriah

YPG telah menjadi tulang punggung Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi dan menjadi sekutu utama dalam operasi yang dipimpin AS melawan kelompok ISIS di Suriah.

Meski demikian, Ankara menganggap YPG sebagai perpanjangan dari teroris pemberontak Kurdi yang telah berperang melawan Turki selama tiga dekade.

Ribuan orang berkumpul di beberapa negara Eropa pada Sabtu (12/10/2019), untuk memprotes serangan Turki ke Suriah dan mengecam Presiden AS Donald Trump karena meninggalkan Kurdi sebagai sekutu kunci.

SDF kehilangan sekitar 11.000 anggotanya selama operasi militer pimpinan AS yang berlarut-larut melawan ISIS sebelum akhirnya mengklaim telah mengalahkan "kekhalifahan" kelompok teroris itu pada bulan Maret.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com