Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak 2016, Pasukan Turki Sudah 3 Kali Menggempur Kurdi di Suriah

Kompas.com - 10/10/2019, 19:04 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

QAMISHLI, KOMPAS.com - Pada Rabu waktu setempat (9/10/2019), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan rencana serangan ke wilayah Kurdi di utara Suriah dimulai.

Berkode Operation Peace Spring, tentara Ankara bakal mendapat bantuan dari kelompok pemberontak Pasukan Nasional Suriah (SNA).

"Misi kami adalah mencegah terbentuknya koridor teror di seantero perbatasan selatan kami, dan membawa perdamaian di area," tegas Erdogan.

Baca juga: Sukses Merebut Afrin, Turki Incar Kota-kota Kurdi di Suriah dan Irak

Ini merupakan kali ketiga Turki melakukan serangan terhadap Kurdi di Suriah sejak 2016. Mereka menargetkan Unit Perlindungan Rakyat (YPG).

Turki menuding YPG berafiliasi dengan Partai Rakyat Kurdistan (PKK), organisasi yang mereka pandang sebagai teroris karena berhubungan dengan pemberontakan 1984.

Dilansir dari berbagai sumber, selain Operation Peace Spring, merupakan dua operasi militer yang dilancarkan Turki kepada Kurdi Suriah.

1. Operation Euphrates Shield

Operasi militer itu pertama kali diluncurkan pada 24 Agustus 2016, dan berlangsung selama tujuh bulan hingga 29 Maret 2017 lalu.

Dalam pidatonya saat itu, Erdogan menyatakan mereka menargetkan baik kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) maupun YPG.

"Mereka adalah kelompok teror yang mengancam negara kami di utara Suriah," kata Erdogan. Sasarannya adalah Mabij, kota di bawah kendali Rojava.

Persiapan pengerahan serangan dilakukan selama setahun, dengan mengerahkan militer organik Turki dan pemberontak Pasukan Pembebasan Suriah (FSA).

Kemudian pada 29 Maret 2017, militer Turki mengumumkan berakhirnya Operasi Euphrates Shield dengan hasil yang "gilang-gemilang".

Serangan itu menimbulkan reaksi dunia. Perancis melalui Presiden Francois Hollande menyebut serangan Turki atas ISIS bisa dibenarkan.

Tetapi dia mengkritik serangan terhadap Pasukan Demokratik Suriah (SDF), organisasi paramiliter dengan YPG sebagai tulang punggungnya.

Baca juga: Trump Ancam Bakal Menyapu Ekonomi Turki jika Serangan ke Kurdi Suriah Tak Adil

Amerika Serikat melalui Wakil Presiden Joe Biden awalnya memperingatkan YPG bisa kehilangan dukungan jika tidak "menyeberang" ke timur Eufrat.

Namun Komandan Komando Sentral saat itu, Joseph Votel, menyatakan bahwa Washington bakal memberikan dukungan kepada Kurdi Suriah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com