Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurdi Suriah Serukan Perlawanan atas Rencana Serangan Turki

Kompas.com - 09/10/2019, 16:09 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

QAMISHLI, KOMPAS.com - Kurdi Suriah menyerukan adanya mobilisasi massal untuk melawan Turki yang berencana melancarkan serangan terhadap mereka.

"Kami mengumumkan tiga hari mobilisasi massal di di utara dan timur Suriah," ujar Kurdi Suriah dalam pernyataan resminya.

Dilansir AFP Rabu (9/10/2019), mereka juga meminta seluruh rakyat sipil untuk bergerak ke perbatasan Turki untuk melawan dalam situasi ini.

Baca juga: Operasi Menyerang Kurdi, Militer Turki Bergerak ke Perbatasan Suriah

Mereka juga meminta kepada warga Kurdi di luar Suriah maupun yang ada di luar negeri untuk meneggelorakan aksi protes dengan rencana serangan Ankara.

Pada Selasa (8/10/2019), Ankara menyatakan mereka bakal memulai "secepatnya" operasi militer dengan konvoi kendaraan bergerak ke perbatasan.

Direktur Komunikasi Turki Fahrettin Altun menulis di The Washington Post, mereka bakal bergerak ke perbatasan "secepatnya".

Dia menerangkan pasukan Kurdi bisa "mundur", atau mereka tak punya pilihan selain menghentikan mereka dari mengganggu upaya Turki menangkal ISIS.

Presiden AS Donald Trump berada dalam tekanan setelah pada Minggu (6/10/2019), dia menyetujui penarikan 50-100 "operator khusus" dari medan utara Suriah.

Pasukan itu bertindak sebagai penyangga untuk mencegah rencana serangan Turki ke Kurdi yang sudah direncanakan sejak lama.

Setelah memberikan lampu hijau, Trump dalam serangkaian kicauannya di Twitter nampaknya mulai menarik mundur dengan mengancam bakal "melenyapkan" ekonomi Turki jika bertindak kelewat batas.

Selain itu, dia juga membantah hendak mengabaikan Kurdi Suriah dengan menyatakan, Washington memberikan bantuan senjata dan finansial.

Pemerintah Kurdi mengatakan, AS dan dunia internasional bakal bertanggung jawab jika terjadi "musibah kemanusiaan" di area mereka.

Kurdi yang menyokong Pasukan Demokratik Suriah (SDF) menderita korban paling banyak dalam kampanye menumpas ISIS yang disokong AS.

Maret lalu, mereka mengumumkan bahwa ISIS secara teritorial sudah kalah setelah benteng terakhir mereka di desa Baghouz berhasil terebut.

Turki berulang kali menentang bantuan AS ke Kurdi, yang dianggap punya kaitan dengan organisasi Partai Rakyat Kurdistan (YKK).

YKK dituding sebagai teroris oleh Turki karena menjadi dalang pemberontakan yang terjadi di negara tersebut sejak 1984 silam.

Baca juga: Trump Bantah Mengabaikan Kurdi Suriah di Tengah Rencana Operasi Militer Turki

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com