WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump mengancam, dia akan menghancurkan ekonomi Turki setelah memberi lampu hijau untuk menyerang utara Suriah.
Militer AS menyatakan, sebanyak 50-100 "operator khusus" sudah ditarik dari medan utara, daerah penyangga pasukan Turki dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF).
Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG), yang merupakan tulang punggung SDF, adalah target yang hendak disasar Ankara dalam operasi militer.
Baca juga: Pasukan AS Ditarik dari Suriah, Trump Minta Turki dan Kurdi Pikirkan Sendiri Situasinya
Sehari setelah memberikan lampu hijau, Trump mendapat kritikan hebat dari sekutunya di Republik karena mengabaikan Kurdi, sekutu AS dalam menumpas ISIS.
Dalam serangkaian kicauannya di Twitter seperti diberitakan AFP Senin (7/10/2019), Trump mulai berbalik dengan memberi ancaman bagi Turki.
"Jika Turki melakukan sesuatu, menurut kebijaksanaan saya yang luar biasa, di luar batas, maka saya akan menghancurkan dan melenyapkan ekonomi Turki," ancamnya.
As I have stated strongly before, and just to reiterate, if Turkey does anything that I, in my great and unmatched wisdom, consider to be off limits, I will totally destroy and obliterate the Economy of Turkey (I’ve done before!). They must, with Europe and others, watch over...
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) October 7, 2019
Presiden 73 tahun itu menegaskan, Ankara dan negara Eropa lainnya harus mengawasi anggota ISIS dan keluarganya, dan mengklaim AS sudah mengalahkan ISIS.
"Kini saatnya bagi yang lain, termasuk negara makmur, melindungi teritori mereka. AS HEBAT!" ujar presiden ke-45 dalam sejarah AS.
Trump melanjutkan, dia memberikan ancaman bagi pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan agar tak bertindak yang bisa dianggap tak manusiawi.
"Jika tidak, mereka bakal menderita karena murka dari ekonomi yang akan hancur," tuturnya. Namun, dia menyatakan ingin mengakhiri keberadaan pasukan AS di kawasan.
"Kami ingin memulangkan pasukan kami dari perang tak berkesudahan ini. Kami tidak berperang. Kami mengawasi seperti polisi," lanjutnya.
Sumber pejabat senior membantah Trump memberikan lampu hijau untuk menginvasi utara Suriah, dan memunculkan kekhawatiran tawanan ISIS bakal kabur akibat konflik tersebut.
Pejabat anonim itu mengungkapkan, tentara Turki berniat untuk melakukan operasi militer berdurasi pendek, tanpa melibatkan AS.
Erdogan sebelumnya menyatakan, dia bisa saja langsung menggelar serangan terhadap Kurdi tanpa harus mengumumkan peringatan terlebih dahulu.
Turki memandang YPG merupakan teroris, karena dituding punya hubungan dengan milisi Kurdi di dalam Turki, dan berniat menghancurkan mereka.
Selain itu, Turki juga berniat membuat "zona aman" yang berfungsi sebagai lokasi penampungan bagi sebagian pengungsi Suriah.
Saat ini, Turki menampung 3,6 juta pengungsi yang melarikan diri dari Suriah buntut perang saudara yang berlangsung dalam delapan tahun terakhir.
Baca juga: Turki Hendak Gelar Operasi Militer ke Utara Suriah, PBB Bersiap yang Terburuk
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.