RIYADH, KOMPAS.com - Arab Saudi mengumumkan kebijakan baru di bidang pariwisata, dengan mengizinkan turis asing yang tak menikah menginap di satu kamar hotel.
Pengumuman itu merupakan bagian dari reformasi yang termaktub dalam Visi Saudi 2030, yang digagas oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS).
Selain mengizinkan turis tak menikah menginap bareng, atau menerbitkan visa turis untuk pertama kalinya, Arab Saudi juga membuat reformasi bagi perempuan.
Tercatat ada tiga kebijakan yang memberikan kelonggaran bagi perempuan. Apa saja, berikut di antaranya:
Pada 24 Juni 2018, Riyadh mengumumkan pencabutan larangan bagi wanita untuk mengemudikan mobil, yang berlangsung selama beberapa dekade terakhir.
Sebagai langkah awal, Arab Saudi dilaporkan menerbitkan Surat Izin Mengemudi (SIM) bagi 10 perempuan pada 4 Juni tahun lalu.
Keputusan itu disambut dengan antusiasme. Mereka berbondong-bondong menukarkan SIM internasional mereka dengan lisensi Saudi.
Salah seorang perempuan yang menerima SIM, Rema Jawdat, tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya ketika mendapatkan SIM dari negaranya.
"Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan, saya akan menyetir di kerajaan ini," katanya. Menurutnya, menyetir merupakan pilihan untuk bergerak secara independen.
Air mata pun membanjiri wajah kebahagiaan mereka. Seorang pembawa acara di televisi, Sabika al-Dosari, tak ingin ketinggalan dan mengemudikan mobil sedannya sampai ke perbatasan kerajaan Bahrain.
"Ini adalah pencapaian luar biasa," kata miliarder Pangeran Saudi Al-Waleed bin Talal saat putrinya Reem mengemudikan SUV.
Sosiolog Mona Salahuddin Al-Munanjjeed mengatakan, kelonggaran dalam mengemudi bakal memberi perubahan besar di level ekonomi dan sosial.
Dia menuturkan dengan perempuan diizinkan membawa mobil, maka keluarga tak perlu menewa sopir pria untuk mengantar mereka ke berbagai tempat.
Para ibu juga bisa mengantar dan menjemput anak-anak mereka di sekolah. Dengan begitu, secara ekonomi akan mengurangi biaya untuk upah sopir keluarga.
"Uangnya bisa disimpan untuk keperluan rumah tangga lainnya," ucap penulis buku Saudi Women: A Celebration of Success tersebut.
Baca juga: Putra Mahkota MBS, Sosok Kunci dalam Reformasi Arab Saudi