Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Markas Polisi Diserang, Menteri Dalam Negeri Perancis Akui Kecolongan

Kompas.com - 07/10/2019, 21:11 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

PARIS, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri Perancis Christophe Castaner mengaku telah kecolongan dalam insiden serangan ke markas polisi di Paris yang menewaskan empat orang.

Menurut Castaner, para pejabat seharusnya dapat lebih mengawasi para pegawainya, setelah tim penyelidik menemukan bukti bahwa pelaku telah teradikalisasi.

"Jelas bahwa telah terjadi sebuah kegagalan," kata Castaner kepada stasiun televisi TF1.

Namun Castaner membantah bahwa dirinya akan mengundurkan diri karena terjadinya insiden ini, seperti yang diserukan para lawan politiknya dari sayap kanan.

Baca juga: Pelaku Penyerangan Markas Polisi di Paris Mengaku Dengar Suara pada Malam Sebelum Kejadian

Castaner menuai kecaman setelah awalnya mengklaim bahwa Mickael Harpon (45), pakar teknologi informasi yang bekerja di markas besar kepolisian Paris, yang menjadi pelaku penyerangan, tidak pernah memberikan alasan untuk khawatir sebelum melakukan serangan.

Tetapi tim penyelidik kemudian mengungkapkan bahwa pelaku telah menjalin komunikasi dengan penganut Salafisme, cabang ultrakonservatif Islam Sunni.

Pada Minggu (6/10/2019), Castaner mengatakan, Harpon telah memicu keresahan di antara rekan-rekannya pada 2015, saat dia membela aksi penyerangan di surat kabar Charlie Hebdo oleh dua bersaudara yang telah bersumpah setia pada A-Qaeda, dan menewaskan 12 orang.

Namun meski seorang pejabat polisi yang ditugaskan untuk menyelidiki dugaan radikalisasi di antara pasukan itu menanyai rekan-rekannya, tidak ada dari mereka yang menjukan keluhan resmi.

Baca juga: Pria Berpisau Serang Markas Polisi di Paris, Empat Petugas Tewas

"Rupanya mereka telah sepakat untuk tidak membuat laporan (terhadap Harpon). Kegagalan telah terjadi pada saat ini," kata Castaner.

"Tidak ada dalam arsip personelnya yang mengindikasikan bahwa dia mungkin diradikalisasi... Jika ada tanda, mungkin kita bisa menghindari ini," lanjutnya.

Castaner bakal menghadapi pemeriksaan oleh komisi intelijen di parlemen Perancis terkait insiden serangan ini, Selasa (8/10/2019).

Sementara itu, jaksa penuntut Perancis, Ricard, mengungkapkan bahwa Harpon telah mulai menunjukkan tanda-tanda radikal sejak beberapa waktu.

Baca juga: Anggota ISIS Pelaku Serangan Paris 2015 Dapat Ganti Rugi Rp 7 Juta

Terungkap bahwa kehidupan pribadi Harpon telah menjalani pemeriksaan latar belakang yang luas di awal karirnya, karena dia akan bekerja dengan informasi rahasia, sebagai bagian dari divisi intelijen kepolisian Paris.

Dan sementara dia tidak memiliki catatan kriminal, Harpon sempat diberi sanksi resmi pada 2012 atas kasus kekerasan dalam rumah tangga tiga tahun sebelumnya.

Harpon ditembak mati setelah membunuh empat orang dan melukai beberapa lainnya menggunakan pisau dapur sepanjang 33 sentimeter dan pisau tiram selama serangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com