Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahathir: Suku Melayu Harus Kerja Keras jika Ingin Dihormati

Kompas.com - 07/10/2019, 17:53 WIB
Ericssen,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com – Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad berkata, Suku Melayu harus merebut kembali martabat mereka dengan kerja keras dibanding terus melobi guna meminta lebih banyak bantuan.

Suku Melayu ketinggalan di belakang karena gagal belajar dari sejarah. Mereka lebih memilih membiarkan pekerjaan yang kotor, berbahaya, dan sulit dikerjakan oleh warga asing. “ ucap Mahathir di Kongres Martabat Melayu, Sabtu (5/10/2019).

“Ketika kita membiarkan warga asing mengerjakannya, Suku Melayu semakin ketinggalan seiring dengan waktu.” kritik perdana menteri yang dijuluki Dr M itu seperti diwartakan oleh The Straits Times.

Baca juga: Mahathir: Suku Melayu Tetap Miskin karena Tak Mau Bekerja Keras

Berbicara di hadapan 10.000 hadirin yang mayoritas merupakan pelajar Melayu, Mahathir meminta mereka kerja keras untuk memperkuat posisi jika ingin dihormati suku lain.

Dia menegaskan, hanya Melayu-lah yang dapat merebut dan memulihkan martabat sendiri. Menurutnya, Melayu harus berhenti berharap bahwa suku lain bakal membantu mereka.

“Ini adalah kenyataan. Sepanjang kita tidak menerima kenyataan ini, martabat kita tidak akan dapat dipulihkan.” dia menekankan.

Perdana menteri berusia 94 tahun itu menuturkan, Melayu tidak mau bekerja dengan alasan malu menerima gaji yang hanya 1.200 ringgit, sekitar Rp 4,1 juta.

Namun di sisi lain, dia menyindir bagaimana sukunya sendiri bangga menerima bantuan pemerintah senilai 500 ringgit, atau Rp 1,7 juta, per tahun.

Menggunakan kesempatan tersebut, dia meluncurkan kebijakan ekonomi "Visi Bersama Kesejahteraan Malaysia", yang diharapkan dapat meningkatkan keterwakilan Melayu di sektor pekerjaan yang berbasis teknologi, atau butuh keahlian tinggi.

Turut hadir di kongres ini adalah kubu oposisi berbasis kesukuan Melayu dan agama Islam, yaitu Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dan Partai Islam se-Malaysia (PAS).

Baca juga: Ditanya Mengapa Jokowi Tak Mau Terima Bantuan Malaysia Atasi Kabut Asap, Mahathir: Tanya Beliau

Pakatan Harapan dan Anjloknya Dukungan Suku Melayu

Kemunculan Mahathir di kongres tidaklah mengejutkan. Pemimpin terpilih tertua dunia itu memang bekerja keras untuk mendongkrak popularitas pemerintahannya yang terus anjlok, terutama di mata Suku Melayu.

Survei terbaru yang dirilis oleh Merdeka Centre Minggu (6/10/2019) menunjukan, popularitas pemerintahan Mahathir merosot ke titik terendah sejak berkuasa pada Mei 2018, yakni 38 persen.

Baca juga: Ini Makna Pepatah Melayu di Akhir Pidato Kenegaraan Jokowi

Angka ini berbanding kontras dengan Agustus tahun lalu, ketika 66 persen menyatakan puas dengan pemerintahan Pakatan Harapan yang mengusungnya.

“Visi Bersama Kesejahteraan Malaysia”, misalnya, adalah salah satu program Mahathir untuk memulihkan kembali kepercayaan konstituen dari Melayu.

Suku Melayu kerap mempertanyakan, apakah Mahathir dengan koalisinya akan tetap menjamin dan mempertahankan keistimewaan mereka di berbagai sendi kehidupan seperti yang termaktub dalam konstitusi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com