Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1.000 Warga Irak Turun ke Jalan, Memprotes Aksi Korupsi dan Layanan Publik Buruk

Kompas.com - 01/10/2019, 21:36 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

BAGHDAD, KOMPAS.com - Sekitar 1.000 warga Irak turun ke jalan dalam melancarkan aksi unjuk rasa memprotes praktik korupsi dan buruknya layanan publik, Selasa (01/10/2019).

Petugas keamanan sampai harus menembakkan meriam air dan melepaskan gas air mata untuk membubarkan massa yang memadati jalanan di pusat kota Baghdad dan Lapangan Tahrir.

"Para pencuri itu merampok kita!" teriak para pengunjuk rasa yang ditujukan kepada kelas politik di Irak, beberapa pekan menjelang peringatan satu tahun pemerintahan baru negara itu.

Irak menempati peringkat ke-12 negara paling korup di dunia, menurut Transparency International, dengan pemadaman listrik kerap terjadi, kekurangan air menjadi hal biasa, dan tingginga angka pengangguran, terutama dari kalangan muda.

Baca juga: Pencari Suaka dari Irak Unjuk Rasa di Depan Kantor UNHCR

Para pengunjuk rasa, yang hampir seluruhnya adalah kaum laki-laki, turun ke Lapangan Tahrir di pusat kota Baghdad, sambil membawa bendera Irak.

Sementara lainnya terlihat membawa poster bergambar Staf Letnan Jenderal Abdulwahab al-Saadi, yang baru saja dipindahtugaskan dari jabatannya di Layanan Penanggulangan Terorisme Irak.

Polisi anti-huru hara sempat membubarkan massa, namun para pengunjuk rasa berkumpul kembali dan berjalan ke zona hijau keamanan tinggi di mana kantor pemerintah dan kedutaan asing berada.

Aksi demonstrasi kali ini disebut sebagai aksi protes terbesar terhadap Perdana Menteri Adel Abdel Mahdi, sejak berkuasa pada akhir Oktober 2018.

Baca juga: Gara-gara Minuman Keras, 1 Peleton Pasukan Elite AS Navy SEALs Dipulangkan dari Irak

Dilansir AFP, aksi protes terhadap layanan buruk mulai menggema di kota Basra di selatan negara sejak musim panas lalu.

Meskipun frustasi dengan pemerintahan saat ini, jalan-jalan di Baghdad relatif tenang, sebelum sejumlah faktor akhirnya memicu timbulnya kemarahan publik.

Para sarjana mengecam pemerintah yang dianggap telah gagal menyediakan lapangan pekerjaan untuk mereka, di mana sebagian besar tenaga kerja dipekerjakan oleh infrastruktur publik yang semakin membengkak.

Menurut laporan dari Bank Dunia, pengangguran kaum muda di Irak mencapai hampir 25 persen, atau dua kali lipat dari rata-rata nasional.

Baca juga: Kuwait Terima Ganti Rugi Rp 3 Triliun untuk Invasi Irak 1990

Sementara Perdana Menteri Abdel Mahdi telah mengambil risiko untuk memindahtugaskan Saadi, yang dipuji sebagai pahlawan nasional karena jasanya merebut kembali Iran dari kelompok ISIS.

Sejak 2004, setahun setelah invasi yang dipimpin AS berhasil menggulingkan diktator Saddam Husein, hampir 450 miliar dollar AS dana publik diduga telah dikorupsi oleh para politisi dan pengusaha, menurut catatan resmi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com