Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Ingin Bertemu Si "Pelapor" Skandal Ukraina yang Buat Dia Terancam Dimakzulkan

Kompas.com - 30/09/2019, 07:36 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump menyatakan, dia ingin bertemu "pelapor" skandl Ukraina yang membuat dia terancam dimakzulkan.

Dalam serangkaian kicauannya di Twitter akhir pekan lalu, dia mengecam oposisi Partai Demokrat yang menginisiasi penyelidikan itu.

Baca juga: Terancam Dimakzulkan, Trump: Negara Kita sedang Dipertaruhkan

Trump terancam dimakzulkan buntut percakapannya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada 25 Juli lalu dikeluhkan si pelapor.

Dalam perbincangannya, Trump meminta Zelensky untuk menyelidiki putra Joe Biden, calon pesaing kuatnya di Pilpres AS 2020 mendatang.

Dilansir AFP Senin (30/9/2019), dia meminta Zelensky supaya menghubungi pengacaranya, Rudy Giuliani, dan Jaksa Agung William Barr.

Si pelapor kemudian mengirim laporan keluhan Agustus lalu, menuding Trump meminta bantuan asing untuk mengintervensi Pilpres AS.

Di Twitter, presiden berusia 73 tahun itu menyatakan selayaknya warga lainnya, dia meminta supaya bisa dipertemukan dengan pelapor.

"Saya berhak menemuinya, terutama setelah dia mendeskripsikan percakapan dengan pemimpin asing secara salah dan begitu ngawur," katanya.

Tak hanya itu, dia juga melancarkan kritikan kepada Ketua Komite Intelijen House of Representatives (DPR AS) dari Demokrat, Adam Schiff.

Dia menuduh Schiff sudah berbohong kepada majelis rendah parlemen AS itu. "Schiff seharusnya diselidiki atas dugaan Penipuan dan Pengkhianatan," ujarnya.

Trump melanjutkan, dia menuntut tak hanya dipertemukan dengan si pelapor. Namun juga dengan pejabat yang sudah memberikannya informasi.

"Apakah orang ini sedang memata-matai Presiden AS? Ada konsekuensi Besar!" lanjut presiden yang diusung oleh Partai Republik itu.

Buntut pengumuman penyelidikan yang digaungkan Ketua DPR AS Nancy Pelosi, Gedung Putih langsung merilis transkrip percakapan Trump dan Zelensky.

Baca juga: Jalan Terjal Partai Demokrat dalam Melengserkan Presiden Trump

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com