Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesawatnya Alami Masalah Teknis, Rombongan PM Pakistan Mendarat Darurat

Kompas.com - 30/09/2019, 06:46 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Perdana Menteri Pakistan Imran Khan bersama anggota delegasinya terpaksa menunda kepulangan mereka usai menghadiri Sidang Umum PBB.

Hal tersebut lantaran pesawat yang hendak membawa mereka kembali ke Islamabad mendadak mengalami kendala teknis beberapa jam setelah lepas landas.

Pesawat yang berangkat dari Bandara Internasional JF Kennedy, pada Jumat (27/9/2019), itu terpaksa memutar balik dan mendarat darurat kembali di New York.

"Perdana menteri telah lepas landas dari Bandara Internasional JFK di New York, pada Jumat malam dengan menggunakan jet khusus yang disiapkan oleh pemerintah Arab Saudi."

"Tetapi pesawat itu kemudian memutar kembali ke New York beberapa jam kemudian karena ada masalah yang harus diperbaiki," tulis laporan surat kabar Pakistan, The News Internasional dikutip Hindustan Times.

Baca juga: Perdana Menteri Pakistan Sebut PM India Narendra Modi seperti Pria Pengecut

Duta besar Pakistan untuk PBB, Maleeha Lodhi, yang sempat mengantar keberangkatan perdana menteri, bergegas kembali ke bandara setelah mendapat kabar jika pesawat tersebut berbalik arah dan kembali ke New York.

Lodhi kemudian mengantarkan delegasi Pakistan kembali ke hotel Roosevelt, di mana perdana menteri telah menginap selama tujuh hari untuk mengikuti agenda Sidang Umum PBB.

Khan, yang memimpin delegasi Pakistan dalam sesi ke-74 Majelis Umum PBB, sempat menunggu di bandara sementara waktu saat teknisi berusaha memperbaiki kerusakan pada pesawatnya.

Namun diketahui kemudian bahwa perbaikan membutuhkan lebih banyak waktu, sehingga tidak memungkinkan bagi perdana menteri dan anggota delegasi Pakistan untuk kembali ke Islamabad pada hari itu.

Rombongan pun memutuskan kembali ke hotel hingga Sabtu (28/9/2019) sebelum memutuskan apakah tetap menunggu perbaikan atau memilih menggunakan penerbangan komersial guna kembali ke Pakistan.

Baca juga: PM Pakistan: Jika Perang Pecah di Kashmir, Kami Akan Berjuang hingga Akhir

Selama menghadiri serangkaian agenda Majelis Umum PBB dalam sidang umum, Khan juga sempat menemui sejumlah pemimpin negara secara bilateral, termasuk dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Dalam pidatonya di Sidang Umum PBB, Khan mengusung masalah sengketa Kashmir dengan India. Dia bahkan "mengancam" akan risiko terjadinya perang nuklir antara kedua negara.

"Jika perang konvensional terjadi antara dua negara, apa pun bisa terjadi," ujar Khan.

"Dan saat sebuah negara berkekuatan nuklir berjuang sampai akhir, maka itu akan berdampak jauh di luar perbatasan," tambahnya.

Pernyataan Khan tersebut tak pelak menuai kritik dari peserta Sidang Umum PBB.

Baca juga: PM Pakistan Tuding India Rencanakan Aksi Militer ke Wilayah Kashmir

Perdana menteri Pakistan itu telah memimpin kampanye di seluruh dunia untuk meningkatkan kesadaran akan masalah Kashmir, sejak pencabutan status semi-otonomi kawasan itu yang telah diatur dalam konstitusi India sejak berpuluh-puluh tahun lalu.

Sementara pada gilirannya, Perdana Menteri India Narendra Modi, seperti yang sudah diperkirakan, tidak menyebutkan soal sengketa Kashmir maupun Pakistan dalam pidatonya.

Modi hanya membahas tentang pentingnya bagi dunia untuk bersatu melawan terorisme, sesuatu yang secara tersirat diarahkannya kepada Pakistan, seperti yang selalu dituduhkan India telah mendapat dukungan dari Islamabad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com