Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terancam Dimakzulkan, Apa Kesalahan Presiden Trump?

Kompas.com - 26/09/2019, 08:04 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

KOMPAS.com - Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat telah resmi mengumumkan memulai proses penyelidikan formal untuk pemakzulan Presiden Donald Trump.

Tujuan dari penyelidikan tersebut adalah guna menemukan bukti terkait tuduhan yang dilayangkan DPR AS terhadap Trump, yang jika terbukti maka bakal melengserkannya dari jabatan presiden.

Tetapi apa sebenarnya kesalahan yang telah dilakukan Trump, sehingga dia layak dimakzulkan?

Tuduhan utama yang mendasari DPR AS, yang dikuasai Partai Demokrat, hingga akhirnya memutuskan bahwa presiden perlu untuk dimakzulkan adalah dugaan bahwa Trump telah menyalahgunakan kekuasaannya sebagai presiden AS.

Baca juga: DPR AS Umumkan Buka Penyelidikan Resmi untuk Pemakzulan Presiden Trump

Trump dituduh telah melanggar konstitusi dan sumpah jabatannya dengan menghubungi dan meminta bantuan pemerintah asing. Dia juga disebut menekan pemerintah asing tersebut.

Dalam hal ini, Trump diketahui telah melakukan sambungan telepon dengan pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky dan meminta pemerintah negara itu untuk melakukan penyelidikan terhadap mantan wakil presiden AS, Joe Biden.

Lantas apa kaitan Biden dengan Ukraina? Untuk memahami hal itu maka perlu melihat kembali saat Biden masih menjabat sebagai wakil presiden pada 2014.

Pada saat itu, putra Joe Biden, Hunter, bergabung sebagai anggota dewan di perusahaan migas Ukraina, Burisma, yang sempat diselidiki atas dugaan penggelapan pajak.

Baca juga: DPR AS Mulai Penyelidikan Pemakzulan Trump, Bagaimana Prosesnya?

Biden pun sempat terbang langsung ke Kiev untuk mengkoordinasikan bantuan AS dan menekan pejabat Ukraina untuk memberlakukan reformasi anti-korupsi.

Pada 2016, perusahaan Burisma dinyatakan tidak terbukti bersalah. Tiga tahun kemudian, perjanjian Hunter dengan Burisma selesai dan dia pun meninggalkan perusahaan itu.

Tak lama setelahnya, pada 25 April 2019 Joe Biden mengumumkan maju sebagai kandidat calon presiden Partai Demokrat untuk pemilu 2020.

Biden saat ini menjadi kandidat terkuat Partai Demokrat yang diperkirakan bakal menjadi lawan Trump dalam pemilu 2020.

Kemudian pada Juli lalu, Trump memerintahkan penangguhan bantuan militer senilai hampir 400 juta dollar AS atau Rp 5,6 triliun untuk Ukraina.

Baca juga: Terancam Dimakzulkan, Trump: Itu Pelecehan Presiden!

Beberapa hari kemudian, Trump menghubungi Zelensky dan diduga telah meminta Ukraina untuk menggelar penyelidikan terhadap Biden dan putranya, Hunter, terkait tuduhan korupsi.

Trump diduga sengaja melakukan hal itu guna menjegal langkah Biden dalam pemilu 2020 dan meloloskan Trump kepada masa jabatan presiden keduanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com