Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Tingkat 1 Ditemukan Terbaring di Kamar, Diduga Sudah Meninggal 2 Bulan

Kompas.com - 25/09/2019, 16:35 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

CHRISTCHURCH, KOMPAS.com - Dunia pendidikan di Selandia Baru tersentak ketika seorang mahasiswa tingkat 1 ditemukan terbaring di kamar dengan dugaan, dia sudah meninggal selama dua bulan.

Mahasiswa pria itu ditemukan pada Senin malam (23/9/2019) di kawasan asrama Sonoda, Universitas Canterbury di Christchurch.

Baca juga: Aliansi Mahasiswa Desak Pemerintah Usut Dugaan Kekerasan Aparat

Saat itu, jenazah si mahasiswa ditemukan oleh penghuni asrama lain menemukan bau menyengat dari kamar, dan segera memberi tahu polisi.

Dilaporkan Christchurch Press via The Guardian Rabu (24/9/2019), ayahnya juga sebelumnya mencari karena dia tak bisa dihubungi selama dua bulan.

Saat ini, jenazah mahasiswa yang tak disebutkan identitasnya itu tengah diotopsi, dengan penyebab dia meninggal masih belum diketahui.

Menteri Pendidikan Selandia Baru Chris Hipkins begitu terkejut dengan insiden itu, dan menyampaikan belasungkawa bagi keluarganya.

Hipkins menyatakan dia sudah menginstruksikan Komisi Pendidikan Tinggi untuk segera memberikan bantuan bagi universitas.

"Tragedi ini jelas memunculkan banyak pertanyaan. Saya berharap kampus bisa menyelesaikannya melalui penyelidikan," tegasnya.

Kamar berisi mahasiswa yang meninggal itu terletak di ujung koridor panjang, yang jarang didatangi oleh petugas kebersihan.

Detektif Senior Sersan Craig Johnson menerangkan, penyelidikan di lokasi kejadian hampir rampung, dengan investigasi penyebab kematiannya segera dihelat.

Media setempat melaporkan tim identifikasi korban bencana sampai didatangkan karena kondisi jenazah si mahasiswa tingkat 1 menyedihkan.

Tim khusus itu kemudian melakukan pemeriksaan untuk mengenali identitasnya menggunakan sidik jari, DNA, hingga rekaman gigi.

Kekhawatiran akan kesejahteraan pun jadi sorotan. Apalagi diketahui harga kamar di Sonoda mencapai 15.000 dollar Selandia Baru, atau Rp 134,1 juta, per tahun.

Wakil penasihat kampus, Profesor Cheryl de la Rey mengatakan, mereka membantu polisi semampunya dalam penyelidikan tersebut.

Baca juga: Demo Karhutla Berujung Rusuh, Mahasiswa di Jambi Terluka dan Pingsan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com