Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditanya jika AS Menyerang, Jawaban Menlu Iran: Perang Habis-habisan

Kompas.com - 19/09/2019, 19:11 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber CNN

TEHERAN, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menegaskan "perang habis-habisan" jika Amerika Serikat (AS) atau Arab Saudi menyerang.

Kepada CNN Kamis (19/9/2019), Zarif menuturkan mereka berharap bisa menghindari konflik, dan siap berdialog dengan rivalnya di Timur Tengah seperti Saudi atau Uni Emirat Arab.

Tapi dia menyebut kecil kemungkinan saat ditanya kans bertemu AS. Kecuali, Washington mencabut sanksi dan mematuhi perjanjian nuklir 2015.

Baca juga: Pemimpin Tertinggi Iran Diduga Izinkan Serangan ke Kilang Minyak Saudi

Zarif menegaskan Iran sama sekali tidak terlibat dalam serangan terhadap dua fasilitas kilang minyak yang dimiliki Saudi, Aramco, akhir pekan lalu.

AS melalui Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menyebut Iran bertanggung jawab dalam serangan menggunakan gabungan 25 drone serta rudal penjelajah itu.

Zarif menyatakan kelompok pemberontak Yaman, Houthi yang didukung oleh Teheran, sebagai pelaku serangan di kilang minyak Abqaiq dan Khurais.

Dia menerangkan kemampuan militer yang dipunyai Houthi telah berkembang sehingga mampu untuk melaksnakan operasi seperti menyerang Aramco.

Tetapi saat diminta untuk membuktikan ucapannya, menlu 59 tahun itu mengaku tak mempunyai bukti Houthi yang menggunakan drone serta rudal.

"Saya tidak punya kewenangan untuk itu. Yang saya tahu adalah kami tak melakukannya, dan Houthi sendiri yang mengklaim demikian," kilah Zarif.

Baik AS maupun Saudi sama-sama membantah Houthi mampu untuk menghantam fasilitas yang dipunyai pemerintah Saudi. Mereka bersikeras Iran yang melakukannya.

Sejak serangan pada Sabtu dini hari (14/9/2019), genderang perang mulai ditabuh sejak Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan adanya balasan.

Dalam kicauannya di Twitter, Trump menyatakan AS "terisi dan siap menembak". Namun mereka masih menunggu Riyadh untuk menentukan sikap.

Apalagi, Saudi melalui juru bicara kementerian pertahanan Kolonel Turki al-Maliki menggelar konferensi pers berisi bukti Teheran dalangnya.

"Perang habis-habisan." Begitulah ucapan yang dilayangkan Menlu Iran itu setelah ditanya konsekuensi apa yang diterima AS maupun Saudi jika berani menyerang.

Baca juga: Komandan Garda Revolusi: Iran Sering Dituduh karena Negara Iran Sangat Kuat

Dia menjelaskan bahwa respons militer hanya berdasarkan "penilaian" akan serangan di Aramco hanya akan menimbulkan korban di kedua belah pihak.

"Kami akan mempertahankan wilayah kami. Saya serius soal pernyataan melindungi kedaulatan negara, atau fakta kami tak ingin terlibat konflik dengan siapa pun," terangnya.

Terkait dengan perjanjian nuklir bernama JCPOA itu, Zarif menerangkan mereka tidak akan berunding selama Washington masih menerapkan sanksi.

"Tetapi jika mereka mencabut sanksi yang mereka berikan, itu lain persoalan. Mungkin kami akan mempertimbangkannya (negosiasi)," paparnya.

Dia mengatakan, sanksi yang dijatuhkan AS telah mengacaukan ekonomi Iran, dan membuat harga-harga melambung tinggi. "Tapi kami belum bertekuk lutut," tegasnya.

Baca juga: Menlu AS: Serangan Iran ke Kilang Minyak Saudi adalah Aksi Perang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com