Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kilang Minyaknya Diserang, Arab Saudi "Bangga" dengan Sistem Pertahanannya

Kompas.com - 19/09/2019, 09:39 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

RIYADH, KOMPAS.com - Arab Saudi mengaku "bangga" dengan sistem pertahanan mereka, setelah kilang minyak Aramco diserang pada akhir pekan lalu.

Pernyataan itu disampaikan juru bicara kementerian pertahanan Kolonel Turki al-Maliki dalam pemaparan temuan bukti Iran yang menyerang Aramco.

Dalam sesi tanya jawab, jurnalis Sky News Mark Stone bertanya apakah sistem pertahanan Arab Saudi gagal dalam membendung serangan ke kilang minyak.

Baca juga: Arab Saudi Tuding Iran Dalang Serangan ke Kilang Minyak Aramco

Dilansir Rabu (18/9/2019), Kolonel Maliki menjawab bahwa sistem mereka sudah melindungi dengan baik. "Jika Anda berpikir gagal, maka kami bangga," tegasnya.

Stone kemudian memaparkan meski serangan itu dianggap memalukan, Saudi dengan jelas menyatakan bahwa sistem pertahanan yang dipunyai saat ini sangat berguna.

Sebab, sistem itu bisa menangkal Iran, pengaruh, maupun bahaya yang terpampang nyata, dan menjadi prioritas negara pimpinan Raja Salman itu.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin sempat menawarkan untuk menjual sistem rudal mereka kepada Riyadh pasca-kabar serangan ke Aramco.

Menurut Putin, Saudi bisa melindungi pabrik minyak mereka seperti Iran yang telah membeli sistem pertahanan rudal S-300 dari Rusia.

"Maupun sama seperti Turki yang menyelesaikan pembelian sistem rudal S-400," lanjutnya dalam jumpa pers yang diselenggarakan di Ankara.

Amerika Serikat (AS) melalui Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menyalahkan Iran atas serangan yang sempat membuat lonjakan harga minyak dunia itu.

Tetapi Teheran membantah, dan menegaskan serangan itu merupakan bentuk perlawanan dari rakyat Yaman buntut konflik yang terjadi selama 4,5 tahun terakhir.

Houthi, kelompok pemberontak Yaman yang diperangi koalisi pimpinan Saudi sejak 2015 silam, mengklaim bertanggung jawab atas serangan di kilang minyak Aramco.

Tetapi Maliki menjelaskan, senjata yang digunakan menyerang kilang minyak Aramco hanya mempunyai batas jarak tempuh sekitar 700 kilometer.

Kolonel Maliki melanjutkan, serangan itu menggunakan 18 drone dan tujuh rudal penjelajah. Namun, tiga rudal gagal mencapai targetnya.

Dia juga memutar rekaman kamera pengawas yang memperlihatkan adanya drone dari utara. Sesuai citra satelit yang dipaparkan AS bahwa kerusakan paling banyak terjadi di fasilitas yang menghadap ke utara.

Maliki mengutarakan bahwa drone dan rudal itu merupakan senjata yang dipakai Garda Revolusi Iran untuk menargetkan obyek sipil serta fasilitas penunjang.

"Fakta ini jelas menunjukkan serangan ke kilang minyak Aramco tidak muncul dari Yaman, meski Iran berusaha yang terbaik menutupinya," tegasnya.

Baca juga: Pabrik Minyak Aramco Diserang Drone, Putin Tawarkan Jual Sistem Rudal ke Saudi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Sky News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com