Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Exit Poll Pemilu Israel Ketat, Era Benjamin Netanyahu Mendekati Akhir?

Kompas.com - 18/09/2019, 10:29 WIB
Ericssen,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

TEL AVIV, KOMPAS.com - Exit poll pemilu Israel menunjukan hasil ketat antara Partai Likud pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dengan oposisi Aliansi Biru Putih (Kahol Lavan) pimpinan mantan Panglima Angkatan Bersenjata Benny Gantz.

Rataan exit poll Rabu dini hari waktu setempat (18/9/2019) dari tiga televisi menunjukan Aliansi Biru Putih memimpin dengan 32 kursi, hanya terpaut satu kursi dari Likud yang meraih 31 kursi.

Kebuntuan Politik

Kebuntuan politik kembali membayangi Israel karena tidak ada koalisi partai yang berpotensi mencapai angka 61 kursi di parlemen (Knesset) untuk membentuk pemerintahan mayoritas.

Baca juga: Netanyahu Pecahkan Rekor Perdana Menteri Israel Paling Lama Menjabat

Koalisi Netanyahu yang terdiri dari Likud dan gabungan partai-partai sayap kanan ultra-nasionalis relijius dan Yahudi Ultra-Ortodoks diramalkan hanya akan meraih sekitar 55 kursi Knesset.

Sementara Gantz yang memimpin koalisi sayap kiri-tengah diprediksi akan meraup 43 kursi Knesset. Bahkan, jika didukung oleh koalisi Partai Arab atau Joint List yang diprediksi meraup 13 kursi, Gantz masih belum mampu mengumpulkan 61 kursi.

Hasil ini menjadikan Partai Yisrael Beiteinu dengan sembilan kursi sebagai kingmaker yang akan menentukan siapa perdana menteri berikut Israel.

Partai sekular ultra-nasionalis pimpinan mantan Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman ini menyerukan agar dibentuk pemerintahan persatuan koalisi nasional Likud dan Aliansi Biru Putih.

Gantz yang dalam pidato kemenangannya menyebut Netanyahu telah kalah menyatakan hanya akan menyetujui usul tersebut dengan syarat Netanyahu mengundurkan diri sebagai pimpinan Partai Likud.

Jenderal berusia 60 tahun ini menegaskan dia tidak dapat berkoalisi dengan seseorang yang sedang menghadapi tuntutan hukum.

Adapun Netanyahu saat ini sedang diinvestigasi terkait sejumlah skandal korupsi. Perdana menteri dengan masa jabatan terpanjang dalam sejarah Israel ini mengatakan akan menunggu hasil resmi pemilu yang akan dirilis pekan depan.

Baca juga: Netanyahu: Iran Telah Memeras Masyarakat Internasional

Dia hanya mengatakan pentingnya membentuk pemerintahan Zionis yang kuat. Tidak ketinggalan, dia menyindir Gantz dengan berujar tak akan membiarkan terbentuknya pemerintahan baru dengan dukungan Partai Arab yang anti-Zionis.

Adapun Gantz telah berbicara melalui sambungan telepon dengan pemimpin Koalisi Arab Ayman Odeh di mana mereka setuju untuk segera menggelar pertemuan.

Akhir Era Netanyahu?

Pemilu pada September ini merupakan pemilihan dini tercepat sepanjang sejarah yang digelar hanya dalam selang waktu lima bulan.

Pemilu dini pertama dalam sejarah Israel ini terpaksa digelar setelah Netanyahu yang menang tipis di pemilu April lalu secara mengejutkan gagal membentuk pemerintahan mayoritas.

Penyebabnya adalah Lieberman yang tidak lain tidak bukan adalah mantan kepala staf serta sekutu politik Netanyahu menolak bergabung karena perbedaan pendapat dengan mitra koalisi mengenai pengecualian wajib militer bagi pemuda Yahudi Ultra-Ortodoks.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com