Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepulauan Solomon Akui China Usai Terima Bantuan Rp 7 Triliun dari Beijing

Kompas.com - 17/09/2019, 21:06 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

TAIPEI, KOMPAS.com - Pemerintah Taiwan telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Kepulauan Solomon, menyusul keputusan negara Pasifik itu, yang mengalihkan pengakuannya kepada China.

Pengakuan Kepulauan Solomon terhadap China dikabarkan terjadi menyusul pemberian bantuan sebesar 500 juta dolar AS atau sekitar Rp 7 triliun dari Beijing kepada negara kepulauan itu.

Dilansir dari Taiwan News, pemerintah Kepulauan Solomon telah memutuskan untuk mengalihkan pengakuan diplomatiknya dari Taiwan ke China pada Senin (16/9/2019).

Perdana Menteri Kepulauan Solomon Manasseh Damukana Sogavare mengatakan keputusan tersebut diambil dalam pertemuan kaukus, dengan 33 anggota tidak ada yang memilih untuk tetap bersama Taiwan.

Baca juga: Kepulauan Solomon Akui China, Seperti Ini Kekecewaan Taiwan

Dalam upaya terakhir pemerintah Taiwan mempertahankan hubungan diplomatiknya dengan Kepulauan Solomon, mereka telah mengirim delegasi yang dipimpin Wakil Menteri Luar Negeri Hsu Szu-chien untuk membujuk negara kepulauan itu agar tetap berada di pihak mereka.

Meski demikian, hasil pemungutan suara dalam pertemuan kaukus menunjukkan bahwa 27 anggota memilih mendukung peralihan hubungan ke China, sementara enam lainnya memilih abstain.

Keputusan peralihan hubungan dari Taipei ke Beijing itu pun kemudian disetujui oleh kabinet.

Atas keputusan Kepulauan Solomon, Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mengatakan bahwa pemerintah menyesalkan keputusan itu.

Wu mengatakan bahwa pemerintah China, melalui sarana moneter dan diplomatiknya telah menyerang Taiwan, merugikan rakyat dan sedikit demi sedikit memangkas kedaulatan Taiwan, demikian dilaporkan CNA.

Baca juga: Di Tengah Perang Dagang, Ekonomi Taiwan Malah Bergairah

Wu menambahkan, bahwa serangan diplomatik kali ini sengaja dilancarkan Beijing menjelang pemilihan umum di Taiwan dan menjelang peringatan 70 tahun berdirinya China.

Sementara dalam lingkaran diplomatik di Beijing, secara luas dikabarkan bahwa pada Agustus lalu, sebuah delegasi pemerintah Kepulauan Solomon telah mencapai kesepakatan paket bantuan senilai 500 juta dollar AS (sekitar Rp 7 triliun), menurut laporan ETtoday.

Dana bantuan tersebut dikatakan akan diberikan kepada negara yang memutuskan hubungan dengan Taiwan sebelum akhir September.

Terlepas dari jajak pendapat yang menunjukkan 80 persen penduduk Kepulauan Solomon dan lebih dari 50 persen parlemen menentang pemutusan hubungan dengan Taiwan demi China, Sogavare telah berupaya mencegah keputusan itu.

Baca juga: Tarik Wisatawan, Pemerintah Taiwan Ajak Turis Menginap di Kantor Presiden secara Gratis

Bahkan, demi mencegah pemungutuan suara untuk pergantian diplomatik, Sogavare telah memperpanjang masa reses perlemen hingga November, menurut ETtoday.

Sementara Perdana Menteri Provinsi Malaita, Daniel Suidani mengatakan, mengalihkan pengakuan ke China demi akses mendapat lebih bantuan dan peluang asing merupakan alasan murahan.

Menurut Suidani, Kepulauan Solomon tidak pernah mengalami masalah bagi negara.

Sebaliknya, dia berkata bahwa kepemimpinan yang buruk merupakan penyebab utama yang menghalangi pendanaan dari donor bantuan tradisional seperti Taiwan untuk menjangkau rakyat di pedesaan.

Kini usai pemutusan hubungan dengan Kepulauan Solomon, Taiwan hanya memiliki hubungan diplomatik dengan 16 negara.

Sebelumnya Taiwan telah kehilangan hubungan diplomatik dengan Republik Dominika, El Salvador, Panama, dan Burkina Faso.

Baca juga: China Buka Kantor Kedutaan di Burkina Faso

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com