PARIS, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Perancis menyatakan, hampir 1,500 orang meninggal akibat terkena dua gelombang panas yang melanda negara itu pada musim panas tahun ini.
Berbicara kepada radio France Inter, Agnes Buzyn mengungkapkan jumlah itu menurun jauh jika dibandingkan fenomena alam yang terjadi pada 2003 silam.
Baca juga: Spanyol Dilanda Gelombang Panas: Neraka Sudah Datang
Sebagaimana diwartakan Sky News Senin (9/9/2019), gelombang panas yang terjadi pada 2003 silam dilaporkan sudah menewaskan sekitar 15.000 orang.
Dalam wawancaranya, Buzyn mengatakan serangan panas pada 2003 berlangsung selama 20 hari. Sementara gelombang panas pertengahan 2019 ini terjadi 18 hari.
"Kami berhasil menekan angka kematian setidaknya hingga 10 kali lipat herkat berbagai kebijakan yang bersifat mencegah dampak," terang Buzyn.
Berdasarkan data kementerian kesehatan, total 1.465 meninggal. Rinciannya 567 meninggal saat gelombang panas Juni, kemudian 868 saat serangan panas Juli lalu.
Merujuk kepada informasi tersebut, rata-rata jumlah kematian yang dilaporkan mengalami peningkatan 9,1 persen selama periode itu, dengan sebagian besar berusia di atas 75 tahun.
Perancis mengalami hari terpanas dalam sejarah Juni lalu, di mana temperatur mencapai 46 derajat Celsius di Verargues, sebuah kota di kawasan selatan.
Gelombang panas kedua kemudian menghantam Negeri "Anggur" Juli lalu, di mana sejumlah kawasan tercatat mengalami suhu yang mencapai 40 derajat Celsius.
Adapun selain di Perancis, suhu panas yang menghantam Benua Eropa membuat negara-negara di sana mencatat peningkatan suhu.
Pada Juli lalu, misalnya. institut perkiraan cuaca Belanda melalui kepalanya, David Dehenauw mengatakan, mereka mendapat laporan suhu 40,6 derajat Celsius.
Temperatur itu terekam berada di pangkalan militer Kleine-Brogel, sekitar 100 kilometer timur laut ibu kota Brussels, dan berbatasan dengan Belanda.
Karena suhu panas tersebut, dua bandar narkoba sampai harus meminta bantuan kepada polisi untuk mengeluarkan mereka karena terjebak di kontainer.
Baca juga: Belasan Monyet di India Ditemukan Mati di Hutan, Diduga karena Gelombang Panas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.