Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taiwan Minta PBB Tak Abaikan Mereka demi Mencapai Sustainable Development Goals

Kompas.com - 04/09/2019, 15:20 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

TAIPEI, KOMPAS.com - Taiwan melalui Menteri Luar Negeri Jaushieh Joseph Wu menyerukan supaya PBB melibatkan mereka dalam pertemuan di New York, AS, yang bakal digelar September ini.

Dalam tulisannya, Wu meminta supaya organisasi dunia itu memberikan tempat bagi mereka bersama mitra global lainnya demi membantu tercapainya Sustainable Development Goals.

Wu menerangkan, Sustainable Development Goals merumuskan perencanaan dan membimbing dunia menyusuri jalan yang berkelanjutan dan tangguh dengan prinsip "tidak mengesampingkan".

Baca juga: Aktivis Pro-Demokrasi Hong Kong Minta Bantuan Taiwan

Juli ini, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengingatkan pentingnya "inklusi imperatif" karena pembangunan tidak akan berkelanjutan jika tak adil dan "tak inklusif".

Prinsip inklusif dan tidak mengesampingkan merupakan kunci untuk mewujudkan Sustainable Development Goals. Namun Taiwan merasa PBB mengabaikan mereka.

Menlu Wu menyebutkan, Taiwan mampu dan bersedia untuk berbagi kisah sukses mereka, dan siap berkontribusi pada upaya kolektif untuk mencapai SDGs dengan PBB.

Dia mengklaim persentase keluarga berpenghasilan rendah menurun hingga 1,6 persen pada 1993. Kemudian program asuransi kesehatan sudah mencakup 99,8 persen penduduk.

Kemudian di 2018, level daur ulang limbah mencapai 55,69 persen, tingkat literasi 98,8 persen, dengan tingkat kematian bayi menyentuh 4,2 per 1.000 kelahiran.

Angka itu sebenarnya sudah melampaui standar SDGs. Tetapi Wu mengeluhkan dasar hukum yang dipakai PBB untuk mengabaikan Taiwan adalah Resolusi 2578.

Resolusi yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB 1971 itu tidak menyelesaikan masalah hak perwakilan Taiwan di PBB, maupun pernyataan mereka bagian dari China.

Wu merujuk, faktanya Taiwan bukan bagian dari China. Dia mengeluhkan bagaimana PBB terus menyalahgunakan dan salah mengartikan resolusi ini untuk mengesampingkan dan mengisolasi mereka.

Dia mengatakan pemegang paspor Republik China (Taiwan) ditolak menghadiri pertemuan PBB, serta jurnalis mereka tidak mendapat akreditasi untuk meliput.

Tindakan tersebut dipandang tidak adil dan diskriminatif, juga bertentangan dengan prinsip universal yang justru menjadi dasar pendirian PBB.

Wu menegaskan, negaranya tidak akan menyerah dan akan terus memberikan sumbangsih bagi komunitas internasional, serta meminta PBB untuk tak tunduk pada paksaan China.

Jika PBB terus mengendur ditekan Beijing dengan partisipasi Taiwan ditolak, tak hanya mendorong China semena-mena. Tapi juga merusak nilai kerja sama internasional.

"Jika PBB serius dalam mengembangkan inklusifitas dan membuat pembangunan berkelanjutan bagi semua orang, maka seharusnya membuka pintu bagi Taiwan," kata Wu.

Baca juga: Taiwan Beli Jet Tempur F-16, Beijing Gelar Latihan Militer di Laut China Timur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com