Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arkeolog Temukan 227 Kerangka Anak Korban Tumbal Ritual di Peru

Kompas.com - 28/08/2019, 19:26 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Agni Vidya Perdana

Tim Redaksi

Sumber AFP,Aljazeera

LIMA, KOMPAS.com - Kerangka sekitar 227 anak-anak ditemukan tim arkeolog Peru di sebuah situs dekat Huanchaco, kota wisata di tepi pantai di utara ibu kota Lima.

Diyakini, kumpulan kerangka anak-anak tersebut merupakan tumbal untuk ritual menghormati dewa dalam kepercayaan kebudayaan Chimu pada era pra-Kolombia.

Huanchaco dikenal sebagai lokasi di mana banyak terjadi ritual dengan tumbal anak-anak, yang puncaknya terjadi antara tahun 1200 hingga 1400.

Temuan itu juga diklaim sebagai penemuan terbesar dalam kerangka anak-anak yang diduga menjadi tumbal dalam ritual kebudayaan.

Baca juga: Penggalian di Meksiko Ungkap Tumbal Anak dalam Ritual Suku Aztec

"Ini adalah situs terbesar di mana sisa-sisa anak yang dikorbankan telah ditemukan," kata kepala arkeolog Peru, Feren Castillo, dikutip AFP, Rabu (28/8/2019).

Ditambahkan Castillo, anak-anak yang dikorbankan tersebut diperkirakan berusia antara empat hingga 14 tahun.

Menurut Castillo, anak-anak itu menjadi tumbal untuk menghentikan fenomena badai El Nino. Hal tersebut terlihat melalui kondisi kerangka saat ditemukan.

"Kerangka anak-anak yang ditemukan menunjukkan tanda-tanda bahwa anak-anak itu terbunuh selama musim hujan."

Baca juga: Hindari Penangkapan, Mantan Presiden Peru Tembak Kepala Sendiri

"Kemungkinan besar anak-anak itu dikorbankan untuk menghentikan fenomena badai El Nino karena sebagian besar ditemukan dalam posisi menghadap ke laut," tambah Castillo.

Sejumlah kerangka yang ditemukan juga masih memiliki kulit dan rambut.

Castillo menyebut, tidak menutup kemungkinan masih akan ada kerangka jasad lain yang ditemukan di lokasi tersebut.

"Ini tidak dapat dikendalikan, hal terkait anak-anak ini. Di mana pun kami menggali, kami akan menemukan (kerangka) lainnya," ujar dia.

Peradaban Chimu diketahui merupakan salah satu peradaban paling kuat di Peru yang muncul sekitar tahun 900 dan berpusat di wilayah Chimor yang berlokasi di Lembah Peru. Peradaban itu memiliki wilayah persebaran di sepanjang garis pantai negara tersebut.

Baca juga: Hutan di Peru Lenyap dalam 5 Tahun, Satelit NASA Ungkap Penampakannya

Peradaban Chimu runtuh setelah ditaklukkan oleh kekaisaran Inca pada tahun 1475.

Penemuan kerangka anak-anak tersebut juga dilaporkan bukanlah yang pertama kalinya terjadi di Peru.

April tahun lalu, para arkeolog dikabarkan telah menemukan kuburan berisi 140 kerangka anak-anak, kemungkinan besar juga berusia antara empat hingga 14 tahun.

Dua bulan kemudian, sebanyak 56 kerangka lainnya ditemukan di lokasi penggalian Pampa La Cruz, yang berdekatan dengan wilayah Huanchaco.

Anak-anak tersebut juga diyakini telah menjadi tumbal untuk ritual menghentikan cuaca buruk, seperti badai El Nino.

Baca juga: Macchu Picchu, Magnet Utama Wisata Peru bagi Turis Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP,Aljazeera
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com