Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eks PM Malaysia Najib Razak Disebut Punya Peran Penting dalam Skandal 1MDB

Kompas.com - 28/08/2019, 16:50 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak disebut punya peran penting menjarah dana negara 1MDB dengan ratusan juta dollar disalurkan ilegal ke rekeningnya.

Jaksa penuntut mengklaim, Najib dan kroninya membelanjakan dana itu mulai dari real estate hingga barang seni, dan menjadi penyebab kekalahannya dalam pemilu tahun lalu.

Setelah kalah oleh Mahathir Mohamad Mei 2018, Najib Razak langsung ditahan dan dijerat puluhan dakwaan seputar 1MDB. Dia dijadwalkan menghadiri sejumlah sidang.

Baca juga: Sidang 1MDB Mantan PM Malaysia Najib Razak Kembali Ditunda

Sidang pertamanya memang digelar pada awal 2019 ini. Namun dilansir AFP, persidangan yang dihelat Rabu ini (28/8/2019) menjadi sidang terbesar yang dihadiri Najib.

Pasalnya, mantan PM Malaysia berusia 66 tahun itu menerima 21 dakwaan pencucian uang serta empat tuduhan penyalahgunaan kekuasaan, dengan dugaan dia dengan ilegal memperoleh 2,28 miliar ringgit, atau Rp 7,7 triliun.

Di sidang, kepala jaksa penuntut Gopal Sri Ram mengatakan Najib menggunakan "sandiwara rumit" dan memainkan "peran penting" dalam menjarah badan yang didirikan untuk mendongkrak ekonomi Malaysia itu.

"Tujuan terdakwa adalah memperkaya dirinya," ujar Gopal di Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur. Dia menyebut dana 1MDB dialirkan melalui beberapa rekening ke Najib.

Najib yang juga menjabat sebagai menteri keuangan memegang kendali penuh dan menggunakan jabatannya guna memengaruhi dewan 1MDB untuk melakukan "transaksi abnormal".

Pada Agustus 2013, terungkap ada lebih dari dua miliar ringgit, atau Rp 6,7 triliun, yang masuk ke rekening Najib sebelum disalurkan lagi, ucap Gopal.

Ketika skandal itu terkuak, Gopal menyatakan Najib langsung menutupi jejaknya dengan merilis "laporan palsu" bahwa dia menerima donasi dari pangeran Arab. "Terdakwa aktif menghindari keadilan," tegasnya.

Baca juga: Kartu Kredit Najib Razak Disebut Dipakai Beli Perhiasan Rp 11 Miliar dalam Sehari

Krusial di Saga 1MDB

Pengadilan juga mendengarkan bagaimana Najib menjadi "cerminan" Jho Low, yang diburu baik Malaysia maupun Amerika Serikat. Keduanya disebut "bersatu" saat menyepakati 1MDB.

Low yang dilaporkan merupakan pria kaya dan sering berpesta bersama aktris kelas A Hollywood itu tak menjabat apa pun. Namun memberi pengaruh besar dalam operasionalnya.

Kasus itu menjadi babak krusial dalam pengungkapan saga 1MDB. Ketika laporan itu muncul 2015 silam, Najib menjadi tertekan dan berubah menjadi pemimpin otoriter.

Kejaksaan agung langsung membersihkan Najib dari segala tuduhan, menyatakan dana itu merupakan donasi dari pangeran Arab Saudi, dan menutup kasusnya.

Setelah sidang, pengacara Najib, Muhammad Shafee Abdullah berujar, Jho Low telah menyesatkan banyak orang, termasuk kliennya, maupun badan 1MDB.

Najib terancam 20 tahun untuk setiap dakwaan penyalahgunaan kekuasaan, serta lima tahun untuk tuduhan pencucian uang jika hakim memutuskannya bersalah.

Empat saksi, termasuk tiga pejabat pemerintah, hadir dalam sidang Rabu memberi keterangan bagaimana mereka dibayar untuk mengelola kehadiran Najib secara online.

Kementerian Kehakiman AS yang membekukan menyita aset yang diduga dibeli menggunakan dana 1MDB yakin, 4,5 miliar dollar AS, atau Rp 64,1 triliun.

Baca juga: Istri Najib Razak Ditangkap KPK Malaysia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com