Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Iran: Bicara dengan AS Tidak Ada Gunanya

Kompas.com - 23/08/2019, 15:24 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

TEHERAN, KOMPAS.com — Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, pembicaraan dengan Amerika Serikat membahas program nuklir Teheran tidak akan ada gunanya.

Hal tersebut tak lepas dari Washington yang telah menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran 2015, yang menyebabkan perjanjian dengan negara-negara kekuatan dunia itu hancur.

"Sekarang musuh kita sudah tidak lagi menerima logika sehingga kita tidak bisa menanggapi dengan logika," kata Rouhani, dikutip The New Arab.

Rouhani berbicara saat peluncuran sistem rudal pertahanan udara Bavar-373 di Teheran, Kamis (22/8/2019), yang bertepatan dengan Hari Industri Pertahanan Nasional Iran.

Baca juga: Rouhani: Iran Terlalu Besar untuk Diintimidasi Siapa Pun

Presiden berusia 70 tahun itu menyebut sistem peluncur rudal jarak jauh darat-ke-udara yang diproduksi di dalam negeri tersebut lebih baik daripada S-300 buatan Rusia.

"Ketika musuh meluncurkan rudal ke arah kita, kita tidak bisa hanya bicara dan mengatakan, 'Tuan roket, tolong jangan menyerang negara kami dan rakyat kami yang tak bersalah'."

"Atau berkata, 'Tuan peluncur roket, bisakah Anda menekan tombol dan menghancurkan rudal itu di udara'," kata Rouhani.

Iran telah mulai mengembangkan industri pertahanan dalam negeri sejak 1992. Iran telah memproduksi drone bersenjata juga roket.

Baca juga: Rouhani Sebut Konflik dengan Iran Bisa Menjadi Sumber Segala Perang

Arab Saudi telah menuding Teheran mengekspor senjata-senjata itu ke pemberontak Houthi di Yaman.

Terlepas dari keraguan Rouhani, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif yang berada di Norwegia mengatakan ada peluang menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015 setelah adanya proposal yang diajukan Perancis.

"Ada proposal yang diajukan oleh Perancis dan kami akan segera membahasnya," kata Zarif.

Proposal yang diajukan oleh Presiden Perancis Emmanuel Macron pada Rabu (21/8/2019) tersebut di antaranya mengusulkan adanya pelunakan sanksi terhadap Iran atau memberikan mekanisme kompensasi untuk memungkinkan rakyat Iran dapat hidup lebih baik.

Sebagai timbal baliknya, Iran, yang kini telah meninggalkan sebagian isi kesepakatan, diminta untuk kembali mematuhi secara penuh kesepakatan nuklir 2015 tersebut.

Baca juga: Rouhani: Iran Akan Lanjutkan Uji Coba Rudal, Tak Perlu Izin Siapapun

"Saya menantikan untuk dapat bertemu dan membahas secara serius dengan Presiden Macron tentang kemungkinan untuk melangkah maju," kata Zarif, dikutip Reuters.

Namun, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, Selasa (20/8/2019), memperingatkan dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB bahwa di bawah kesepakatan nuklir Iran, embargo persenjataan PBB terhadap Iran akan berakhir pada Oktober 2020.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com