Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluar dari Perjanjian Nuklir, AS Uji Coba Rudal Jelajah Jarak Menengah

Kompas.com - 20/08/2019, 16:44 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) mengumumkan mereka sukses menguji coba rudal jelajah jarak menengah sejak memutuskan keluar dari perjanjian nuklir era Perang Dingin.

Dalam pernyataannya, Pentagon menjelaskan senjata itu diluncurkan dari pangkalan angkatan laut Pulau San Nicolas yang berlokasi di pesisir Los Angeles.

"Rudal itu keluar dari peluncurnya dan secara akurat menghantam target setelah terbang melampaui jarak 500 km," kata Pentagon seperti dilansir AFP Senin (19/8/2019).

Baca juga: Kim Jong Un Sangat Puas dengan Uji Coba Rudal Keenam Korea Utara

Pentagon melanjutkan, data yang diperoleh dari hasil uji coba itu bakal digunakan untuk mengembangkan kemampuan senjata jarak menengah mereka ke depannya.

Foto dan video yang beredar memperlihatkan senjata yang diujicobakan nampak seperti Tomahawk, rudal jelajah yang biasanya ditembakkan dari kapal perang atau kapal selam.

Penggunaan Sistem Peluncur Vertikal Mark 41 dalam pengujian itu memberi dampak signifikan. Karena biasanya AS menempatkan peluncur itu di Polandia dan Romania.

Dikutip Russian Today, Rusia menyebut keberadaan situs itu merupakan ancaman dan sekaligus pelanggaran karena bisa menembakkan baik Tomahawk atau sistem pertahanan SM-3.

Selain ini, baik AS dan Rusia terikat oleh kesepakatan era Perang Dingin bernama Perjanjian Nuklir Jarak Menengah (INF) yang diteken pada 1987 silam.

Melalui INF, kedua negara dilarang untuk mengembangkan senjata yang bisa terbang sejauh 500 sampai 5.500 kilometer demi mencegah perlombaan senjata.

Namun pada Februari lalu, Washington mengumumkan bakal keluar dari kesepakatan itu setelah menuduh Negeri "Beruang Merah" sudah melakukan pelanggaran.

Kremlin jelas membantah. Bahkan, mereka menyatakan siap diperiksa terkait senjata yang dipermasalahkan. Namun tidak digubris dengan INF berakhir pada 1 Agustus ini.

Pemerintahan Presiden Donald Trump melalui Penasihat Keamanan Nasional John Bolton sudah mengisyaratkan untuk keluar dari INF pada Oktober 2018.

Saat itu, Bolton menyebutnya sebagai "artefak Perang Dingin" dan seharusnya juga melibatkan negara lain seperti China, Iran, hingga Korea Utara (Korut).

INF merupakan perjanjian era Perang Dingin kedua yang ditinggalkan oleh AS menyusul pembubaran Rudal Anti-Balistik (ABM) pada 2001 silam.

Kini, perjanjian untuk menghindarkan AS dan Rusia dari perlombaan senjata tinggal New START yang dilaporkan bakal kadaluarsa pada Februari 2021 mendatang.

Baca juga: Resmi Keluar dari Perjanjian Nuklir, AS Bakal Percepat Pengembangan Rudal Balistik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com