Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Berpeluang Ubah Doktrin dan Jadi Negara Pertama yang Tembakkan Senjata Nuklir

Kompas.com - 16/08/2019, 19:50 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber Reuters,AFP

NEW DELHI, KOMPAS.com - India selama ini berpegang teguh pada komitmennya untuk "tidak menjadi negara pertama yang menggunakan" senjata nuklir.

Akan tetapi kebijakan tersebut dimungkinkan untuk diubah pada masa depan, tergantung pada situasinya, demikian menurut kementerian pertahanan India.

India telah mendeklarasikan diri sebagai negara dengan senjata nuklir setelah sukses melakukan uji coba bawah tanah pada 1998, yang diikuti oleh saingan lamanya, Pakistan, tak lama setelahnya.

Sejak saat itu, para pakar nuklir menyebut kedua negara yang saling berselisih itu telah mengembangkan persenjataan nuklir dan rudal yang mampu mengirimkannya.

Baca juga: Baku Tembak Militer Pakistan dan India di Perbatasan Kashmir, 5 Orang Tewas

Menteri Pertahanan India, Rajnath Singh, dalam kunjungan ke Pokhran di India barat, tempat uji coba persenjataan nuklir negara itu, memberi penghormatan kepada mantan perdana menteri dan pemimpin nasionalis Hindu, Atal Behari Vajpayee, yang disebut telah berjasa membawa India menjadi negara bertenaga nuklir.

"Pokhran adalah wilayah yang menjadi saksi tekad Atal Ji untuk menjadikan India sebagai negara berkekuatan nuklir dengan tetap berkomitmen pada doktrin, untuk tidak menjadi negara pertama yang menggunakannya,"

"India secara ketat berpegang pada doktrin ini. Namun apa yang terjadi di masa depan tergantung pada situasi yang terjadi," lanjut menteri.

Baca juga: PM India Sebut Status Otonomi Khusus Picu Terorisme dan Separatisme di Kashmir

Dalam sebuah uji coba, India mengatakan perlu adanya tindakan pencegahan terhadap China yang telah menjadi negara bersenjata nuklir, tetapi juga telah lama mencemaskan kemampuan nuklir Pakistan.

Terkait komentar menteri pertahanan tersebut, seorang pengamat politik dan pakar pertahanan, Shekhar Gupta, menyampaikan bahwa pemerintah India memiliki pemikiran yang terbuka mengenai doktrin "tidak menjadi negara pertama yang menggunakan" senjata nuklir.

Komentar itu tampak ditujukan kepada Pakistan, yang sebelumnya mengatakan perlunya mengembangkan senjata nuklir kecil untuk mencegah serangan mendadak oleh India.

"(Menteri) Rajnath Singh penuh dengan pertimbangan dan tidak asal bicara atau pun menggertak."

Baca juga: India Peringatkan Pakistan, Masalah Kashmir adalah Urusan Dalam Negeri

"Dia tidak menandakan adanya perubahan, tetapi mengungkapkan pemikiran terbuka tentang 'tidak menjadi negara pertama yang menggunakan' senjata nuklir, sebagai doktrin yang diwarisi dari Vajpayee," tulisnya di Twitter.

Ketegangan antara kedua negara telah kembali mengalami peningkatan, menyusul langkah India untuk mencabut status otonomi khusus wilayah Kashmir yang disengketakan.

Sementara itu, Vipin Narang, seorang pakar urusan nuklir dari MIT Amerika Serikat, mengatakan bahwa komentar menteri pertahanan India adalah tanda bahwa kebijakan "tidak menjadi negara pertama yang menggunakan" senjata nuklir yang dianut pemerintahan India dapat berubah di masa depan.

Baca juga: Ketegangan Meningkat, India Tutup Wilayah Kashmir dan Kirim 70.000 Tentara

"Jangan sampai salah. Sejauh ini, pernyataan ini adalah pernyataan resmi tertinggi yang keluar langsung dari mulut menteri pertahanan India."

"Dan bahwa India mungkin tidak akan selamanya berpegang pada doktrin 'tidak menjadi negara pertama yang menggunakan' senjata nuklir," ujarnya di Twitter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com