Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teroris Penembak Masjid Selandia Baru Tulis Surat Bernada Kebencian dari Penjara

Kompas.com - 15/08/2019, 16:24 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WELLINGTON, KOMPAS.com - Pejabat Selandia Baru meminta maaf setelah teroris penembakan masjid ternyata diizinkan menulis surat yang salah satunya bernada kebencian, dan viral di internet.

Teroris bernama Brenton Tarrant itu berada dalam kurungan berpenjagaan maksimum di Auckland dan menunggu sidang atas kekejamannya di Christchurch.

Dia menyerang Masjid Al Noor dan Linwood ketika jemaah melaksanakan Shalat Jumat pada 15 Maret lalu. Mengakibatkan 51 jemaah tewas dalam tragedi terburuk Selandia Baru.

Baca juga: Pelaku Penembakan Sinagoge AS Puji Teroris Penembak Masjid Selandia Baru

Meski pemerintah berjanji tidak akan memberikan ruang bagi Tarrant menyebarkan kebencian, pejabat hukum mengaku si teroris masih diizinkan mengirim surat dari penjara.

Dilaporkan AFP Kamis (15/8/2019), salah satu surat itu sampai ke tangan seorang pemuda Rusia bernama Alan yang segera mengunggahnya ke situs 4Chan.

Ditulis dalam huruf balok, surat setebal enam halaman itu mendiskusikan perjalanan Tarrant ke Rusia di 2015, kekaguman pada fasis Inggris Oswald Mosley.

Perdana Menteri Jacinda Ardern yang berjanji tidak akan menyebut nama Tarrant sangat marah ketika mengetahui surat itu bisa lolos dari departemen hukum.

"Departemen hukum sudah mengakui kesalahan mereka. Sosok ini tidak boleh dapat ruang untuk membagikan pesan kebencian dari balik penjara," kata Ardern di Tuvalu.

Kepala Eksekutif Departemen Pembetulan Christine Stevenson mengakui seharusnya surat itu tidak boleh sampai keluar dari penjara dan berakhir di internet.

"Saya secara khusus ingin meminta maaf karena memberikan dampak kepada para korban tragedi yang terjadi pada 15 Maret lalu," demikian penjelasan Stevenson.

Baca juga: Ledakan Bom Sri Lanka Disebut Balasan atas Penembakan Masjid Selandia Baru

Keseimbangan yang Bagus

Stevenson menerangkan hak khusus Tarrant kini dicabut dengan sistem ada ditinjau kembali. Dia menegaskan pihaknya berusaha mempertahankan keseimbangan yang baik.

"Meski begitu, kami sangat berkomitmen untuk menjamin bahwa individu ini tidak sampai membuat kekacauan dan kerusakan. Baik langsung maupun tak langsung," jelasnya.

Menteri Pembetulan Kelvin Davis menjelaskan sebelum haknya dicabut, Tarrant diketahui sudah menulis sembilan surat dengan dua di antaranya dikirim kepada ibunya.

Kemudian sisanya dikirimkan kepada tujuh "teman". Namun dua dicegat oleh petugas. Davis berujar mengawasi teroris 28 tahun itu adalah tantangan bagi sistem hukum negeri ini.

Kepada Radio New Zealand, Davis menuturkan sebelumnya mereka belum pernah berurusan dengan kriminal seperti Tarrant, dan meminta masukan jika ada yang mesti diubah.

Tarrant menembaki Masjid Linwood dan Al Noor sembari merekam perbuatannya. Dia dijadwalkan disidang pada Mei tahun depan atas berbagai tuduhan kejahatan.

Di antaranya adalah 51 pembunuhan, 40 percobaan pembunuhan, dan melakukan aksi teror. Kasusnya kemudian ditunda hingga setidaknya 3 Oktober mendatang.

Sebab, pengadilan harus mempertimbangkan apakah harus memindahkan lokasi sidang teroris itu jauh dari Christchurch.

Baca juga: Bocah Telur Australia Sumbang Rp 900 Juta untuk Korban Penembakan Masjid Christchurch

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com