TRIPOLI, KOMPAS.com - Pasukan yang setia kepada Jenderal Khalifa Haftar mengklaim telah melancarkan serangan udara pada Selasa (6/8/2019) pagi yang menghantam pangkalan udara milik militer Libya di Misrata.
Stasiun televisi pro-Haftar, Libya Al-Hadath, melaporkan sebuah pesawat udara Ilyushin milik Turki telah hancur akibat serangan yang menghantam pangkalan udara Misrata.
Tayangan televisi itu menampilkan sebuah rekaman dari serangan udara tersebut, namun keasliannya tidak dapat diverifikasi.
"Angkatan udara kami telah melakukan beberapa serangan terhadap pangkalan udara Misrata, yang menargetkan pertahanan anti-udara, termasuk pesawat pengangkut amunisi, drone, dan rudal milik Turki," kata Tentara Nasional Libya (LNA) dalam sebuah pernyataan di Facebook.
Baca juga: Pasukan Haftar Akui Lancarkan Serangan Udara ke Kamp Migran di Libya
Pasukan yang setia terhadap Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui PBB, tidak segera mengonfirmasi maupun menyangkal laporan mengenai serangan itu.
Pasukan Haftar telah mulai melancarkan serangan untuk merebut kendali ibu kota Tripoli dari GNA sejak April lalu.
Namun upaya itu mendapat perlawanan kuat dari pasukan GNA yang dibantu kelompok milisi, termasuk Misrata.
Banyak tentara pemerintah yang paling siap dan paling berpengalaman berasal dari Misrata, yang berada di sebelah timur ibu kota Libya.
Turki dan Qatar telah menjadi pendukung utama pemerintah GNA, sementara Mesir, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab lebih condong memberikan dukungan kepada Haftar.
Baca juga: Jet Tempur Pasukan Khalifa Haftar Mendarat Darurat di Jalanan Tunisia
Serangan udara pada Selasa lalu terjadi sehari setelah GNA dan seorang pejabat setempat melaporkan kematian setidaknya 42 orang dalam serangan yang menargetkan pertemuan balai kota di Libya selatan.
Puluhan lainnya terluka dalam serangan pada Minggu (4/8/2019) malam yang menurut GNA juga dilancarkan oleh pasukan Haftar.
Utusan PBB Ghassan Salame telah berulang kali mengecam peningkatan kekerasan yang terjadi antara kedua kubu yang berselisih dan menyerukan untuk dilakukannya negosiasi.
Pekan lalu Salame mengusulkan gencatan senjata untuk menghormati Hari Raya umat Muslim, Idul Adha, yang akan dimulai pada Sabtu (10/8/2019) mendatang.
Lebih dari 1.100 orang telah tewas dalam perang untuk memperebutkan Tripoli itu, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dengan lebih dari 5.000 lainnya luka-luka dan lebih dari 100.000 orang terlantar akibat pertempuran.
Baca juga: Demi Danai Pasukannya, Jenderal Khalifa Haftar Berutang Rp 354 Triliun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.