Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Presiden Trump Sudah Membuat Kota yang Saya Tinggali sebagai Musuh"

Kompas.com - 07/08/2019, 17:12 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

EL PASO, KOMPAS.com - Wali Kota El Paso, lokasi penembakan massal Texas, memberikan peringatan kepada Presiden AS Donald Trump yang hendak berkunjung.

Kunjungan itu disampaikan langsung oleh Wali Kota Dee Margo dalam konferensi pers setelah dia mengaku mendapat telepon dari sang presiden langsung.

Suami Melania itu dijadwalkan bakal mengunjungi El Paso, lokasi penembakan massal pertama yang menewaskan 22 orang pada Sabtu pagi (3/8/2019).

Baca juga: Ya Tuhan, Pria Ini Menembaki Saya

Margo menjelaskan meski dia bakal menyambut Trump secara resmi, dia memperingatkan agar sang presiden tidak melontarkan komentar yang bisa semakin memperkeruh.

"Saya akan terus menentang segala pernyataan yang tidak akurat dan menyakitkan tentang El Paso," tegas Margo seperti dikutip The Guardian Rabu (7/8/2019).

Margo menegaskan dia tidak akan membiarkan Presiden AS sekali pun menggambarkan kota berpopulasi 683.000 jiwa itu tidak sesuai dengan sejarah dan nilai agung mereka.

Dia merujuk kepada Pidato Kenegaraan Tahunan yang berlangsung 2019 ini, di mana Trump menyebut El Paso merupakan "salah satu kota paling berbahaya di AS".

Meski begitu, Margo melanjutkan dia mengimbau warganya tidak memprotes kunjungan Trump, menyusul penolakan dari sejumlah elite politik di sana.

Beto O'Rourke, warga asi El Paso sekaligus calon presiden dari Partai Demokrat, menyebut Trump membantu terjadinya lokasi insiden mematikan itu.

"Dia telah membantu menghasilkan penderitaan yang kami alami saat ini. Komuitas ini butuh waktu untuk memulihkan diri," kecam O'Rourke.

Jika Margo meminta tidak ada aksi protes, Wali Kota Dayton di Ohio, Nan Whaley, justru membiarkan warganya untuk turun ke jalan dan berunjuk rasa.

Bahkan, Whaley berencana untuk mengatakan langsung di depan Trump bahwa betapa dia "tidak membantu sama sekali" dalam isu pengetatan senjata.

Dayton merupakan lokasi kedua penembakan AS yang terjadi kurang dari 24 jam setelah peristiwa El Paso, dengan korban tewas mencapai sembilan orang.

Baca juga: Dituding Jadi Salah Satu Penyebab Penembakan Massal, Trump Diminta Tak Kunjungi El Paso

"Retorikanya benar-benar menyakitkan kami. Saya pikir masyarakat harus bangkit dan menyuarakan bahwa mereka memang tidak senang dengan kehadirannya," katanya.

Veronica Escobar, anggota Kongres AS dari El Paso menyatakan, dia ingin memberi tahu tim Trump bahwa setiap perkataan sang presiden menuai konsekuensi.

"Kepada seluruh negara, presiden Trump sudah menjadikan kota yang saya tinggali beserta masyarakatnya adalah musuh yang harus dibenci," keluhnya.

Escobar melanjutkan, dia menolak tawaran untuk bertemu langsung dengan presiden berusia 73 tahun itu ketika dia diagendakan berkunjung.

"Saya menolak sekadar menjadi aksesorisnya. Saya menolak datang tanpa dialog untuk menyuarakan komentar rasialisnya sudah menyakiti warga ini," terangnya.

Baca juga: Benarkah Video Game Kekerasan Berakibat pada Maraknya Penembakan Massal di AS?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com