Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebuah Bom Ditemukan di Pasar Bangkok, Diduga Sisa Serangan Pekan Lalu

Kompas.com - 07/08/2019, 14:37 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber Reuters

BANGKOK, KOMPAS.com - Otoritas Thailand melaporkan temuan sebuah perangkat bom yang tidak meledak di sebuah pasar di pusat ibu kota, Rabu (7/8/2019).

Diyakini perangkat bom tersebut adalah masih berkaitan dengan serangkaian bom yang meledak Jumat (2/8/2019) pekan lalu dan melukai empat orang.

Sebanyak enam ledakan bom kecil terjadi di ibu kota Thailand pekan lalu, sementara satu bom ditemukan sebelum meledak, saat Bangkok menjadi tuan rumah pertemuan para menteri luar negeri Asia Tenggara.

Turut hadir menlu AS dan juga China dalam pertemuan tingkat tinggi yang digelar saat serangkaian ledakan terjadi, diduga bertujuan mempermalukan Bangkok yang sedang menjadi tuan rumah konferensi internasional.

Baca juga: 4 Fakta Ledakan Bom di Bangkok: Terjadi Saat KTT ASEAN hingga Menlu Retno Marsudi Aman

Pihak kepolisian Thailand mengatakan, bom yang ditemukan di pasar Prathunam, di tengah kota Bangkok, itu mirip dengan yang ditemukan pada Jumat lalu.

"Perangkat (bom) itu berfungsi, tetap tidak terjadi ledakan karena disembunyikan di bawah tumpukan pakaian yang menyebabkan tidak cukup oksigen untuk pembakaran," kata seorang petugas polisi kepada Reuters.

"Perangkat itu dipicu pengatur waktu dan terhubung dengan powerbank, jenis yang sama dengan yang digunakan dalam serangan minggu lalu dan kemungkinan ditempatkan sekitar waktu yang sama dengan perangkat lainnya," tambahnya.

Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-O-cha mengatakan, pihak berwenang telah menahan sembilan tersangka, termasuk dua orang yang ditangkap pada hari terjadinya ledakan.

Keduanya dituduh telah meletakkan dua bom di depan markas polisi di pusat kota Bangkok sehari sebelum kejadian.

Baca juga: Terduga Pelaku Bom Thailand yang Meledak Saat Pertemuan ASEAN Ditangkap

Kedua tersangka itu diketahui berasal dari provinsi Narathiwat, di bagian selatan Thailand, di mana terjadi pemberontakan selama lebih dari satu dekade yang telah menewaskan hampir 7.000 orang sejak 2014.

Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Prawit Wongsuwan mengatakan kepada wartawan, serangan bom terkoordinasi pada Jumat pekan lalu "terkait dengan kelompok selatan" tetapi tidak merinci lebih lanjut.

Wongsuwan menambahkan, pihak berwajib masih melakukan penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk menentukan siapa yang memerintahkan serangan itu.

Empat ledakan bom sempat terjadi di komplek gedung pemerintah Chaeng Wattana, dengan dua ledakan lainnya terkadi di kawasan Chong Nonsi.

Baca juga: Polisi: 6 Bom Bangkok yang Meledak Dikendalikan Menggunakan Timer

Bom yang disebut dengan bom ping pong itu berukuran kecil seukuran bola tenis dan dikendalikan menggunakan pengatur waktu.

Bom yang disebut dengan bom ping pong itu berukuran kecil seukuran bola tenis dan dikendalikan menggunakan pengatur waktu.

Pihak berwenang belum dapat menentukan motif peledakan bom, meski para pengamat meyakini serangan bom ditujukan untuk mempermalukan pemerintah yang sedang menggelar pertemuan internasional dan tidak bertujuan untuk menimbulkan korban dalam jumlah besar.

Saat serangan bom di Bangkok pekan lalu, turut hadir Menlu Indonesia Retno Marsudi bersama delegasi lainnya.

Dilaporkan, Menlu Retno dalam keadaan aman dan tidak terdampak oleh ledakan bom tersebut.

Baca juga: Berada di Bangkok Saat Ledakan Bom Terjadi, Menlu Retno Aman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com