Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Iran kepada AS: Perang dengan Kami adalah Awal dari Segala Perang

Kompas.com - 06/08/2019, 20:46 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Iran Hassan Rouhani kepada Amerika Serikat (AS) menyatakan, terlibat perang dengan mereka adalah awal dari segala perang.

Karena itu, Rouhani menyatakan Iran lebih suka untuk berdialog jika Negeri "Uncle Sam" bersedia melepaskan sanksi yang dijatuhkan republik Islam itu.

"Berdamai dengan Iran adalah awal segala perdamaian. Dan perang dengan Iran adalah sumber segala peperangan lain," tegas Rouhani dikutip AFP Selasa (6/8/2019).

Baca juga: Menlu Iran Tolak Tawaran Bertemu dengan Trump Meski Diancam

Presiden berusia 70 tahun itu mengatakan jika AS memang berniat untuk berdialog dan berunding, terlebih dahulu mencabut sanksi yang sudah dijatuhkan.

Tensi antara Iran dan AS meningkat sejak Presiden Donald Trump menjabat pada Januari 2017. Antara lain dengan menarik diri dari perjanjian nuklir 2016.

Rouhani yang berbicara setelah bertemu Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif melanjutkan, dia siap untuk berbicara meski AS tidak menjadi bagian dari kesepakatan nuklir.

"Apakah mereka bersedia masuk JCPOA atau tidak, itu terserah mereka," katanya merujuk kepada perjanjian 2015 dengan nama resmi Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA).

Dia menuduh Washington telah melakukan "teror ekonomi" karena memblokir makanan dan obat, dan sekali lagi menyerukan supaya sanksi dicabut sebelum negosiasi dimulai.

Sebagai respons, duta besar AS untuk pelucutan senjata Robert Wood mengatakan bahwa Teheran harus berpikir dengan matang dan memutuskan apa yang harus mereka lakukan.

"Presiden saya sudah menegaskan siap duduk dan berdiskusi dengan Iran. Malah, kami tidak yakin jika Iran juga sepakat dengan agenda ini," terang Wood.

Rouhani juga menuturkan adalah "aneh" jika AS menyerukan siap berdiskusi namun di sisi lain, mereka menghantam Zarif dengan sanksi karena dianggap menyebarkan propaganda.

"Jadi, bagaimana kami harus bernegosiasi? Orang yang berwenang melakukan negosiasi adalah menteri luar negeri. Dia harus berbicara kepada Anda," sindir Rouhani.

Rouhani membela Zarif yang menerima kritikan dari berbagai elemen karena mengupayakan perjanjian nuklir yang malah ditinggalkan oleh AS tahun lalu.

Dia juga menyinggung segala perundingan dengan AS harus diperlakukan dengan adil. "Perdamaian untuk perdamaian, dan minyak untuk minyak," tegasnya.

Dia merujuk kepada penangkapan kapal tanker super yang membawa minyak ke Suriah oleh pasukan Marinir Inggris dan dibantu polisi Gibraltar 4 Juli lalu.

Beberapa pekan kemudian, Garda Revolusi Iran mengumumkan mereka menahan kapal tanker berbendera Inggris di Selat Hormuz karena "melanggar aturan maritim internasional".

"Tentu sangat tidak mungkin kalian bisa mengatakan bahwa Selat Hormuz harus terbuka dan bebas bagi kalian. Namun di sisi lain Selat Gibraltar tertutup bagi kami," bebernya.

Baca juga: Menlu Iran: AS Bertindak Sendiri karena Sekutunya Terlalu Malu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com