Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu Iran Tolak Tawaran Bertemu dengan Trump Meski Diancam

Kompas.com - 05/08/2019, 20:40 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengungkapkan dia menolak tawaran bertemu Presiden Donald Trump meski diancam bakal dijatuhi sanksi.

Zarif menjawab pertanyaan awak media terkait laporan pada pekan lalu yang menyebutkan adanya surat diserahkan kepada Zarif atas izin sang presiden sendiri.

"Saya diberi tahu di New York saya bakal dijatuhi sanksi dua pekan ke depan kecuali saya menerima tawarannya, yang sayangnya saya tolak," kata Zarif dikutip AFP Senin (5/8/2019).

Baca juga: Menlu Iran: AS Bertindak Sendiri karena Sekutunya Terlalu Malu

Majalah The New Yorker melaporkan pada Jumat pekan lalu (2/8/2019) bahwa Senator Rand Paul bertemu menlu 59 tahun itu di New York pada 15 Juli yang lalu.

Saat itu, Paul disebut membawa surat di mana Trump sendiri yang memberikan izin untuk diserahkan kepada Zarif berisi penawaran untuk bertemu langsung.

Adapun Washington menjatuhkan sanksi kepada Zarif pada Rabu (31/7/2019) dengan menyasar segala aset yang dia punya di AS, dan membatasi geraknya sebagai diplomat.

Sanksi yang diberikan kepada Zarif sama yang dijatuhkan Gedung Putih kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dalam serangkaian kebijakan untuk menekan mereka.

Zarif lebih lanjut meyanggah "klaim" AS yang dianggapnya tidak jujur ketika Gedung Putih menyatakan mereka ingin terlibat dalam dialog dengan Teheran.

"Mereka sendiri yang keluar dari perjanjian nuklir, mereka yang menjatuhkan sanksi, dan menghukum otoritas tertinggi Iran. Apa yang hendak mereka diskusikan?" sindirnya.

Dia menegaskan yang sebenarnya hendak dilakukan AS adalah menanamkan kehendak mereka di Teheran, dan mengatakan mereka tidak akan bernegosiasi jika AS masih memaksakan "teror ekonomi".

Meski begitu dia tidak menampik jika suatu saat terjadi perundingan antara AS dan Iran. Dalam pandangannya, usaha negosiasi tidak akan berakhir.

"Negosiasi akan dan selalu ada dalam agenda saya. Bahkan ketika berada dalam kondisi perang pun, negosiasi tentu sangat diperlukan," papar Zarif.

Dia tidak yakin AS bakal perang dengan Iran. Kecuali Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Penasihat Keamanan Nasional John Bolton berkata lain.

"saya yakin Tuan Trump tidak ingin berperang dengan kami. Namun baik Tuan Bolton dan Tuan Netanyahu memilih jalan itu. Mereka siap berperang sampai tentara AS terakhir," cetusnya.

Baca juga: Iran Klaim Sita Kapal Tanker Asing yang Coba Selundupkan Minyak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com