Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/08/2019, 12:22 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

EL PASO, KOMPAS.com - Insiden penembakan massal terjadi di sebuah toko Walmart di El Paso, Texas, Amerika Serikat, pada Sabtu (3/8/2019).

Pelaku penembakan diduga menggunakan senapan serbu AK-47 dalam melancarkan aksinya, yang menewaskan hingga 20 orang dan melukai 26 lainnya.

Dugaan senjata pelaku itu berdasarkan sebuah manifesto yang diunggah secara online, yang diduga memiliki kaitan dengan pelaku penembakan massal di Walmart El Paso, Texas.

Selain itu, dalam rekaman kamera keamanan yang ada di lokasi kejadian, tersangka pelaku yang diidentifikasi media AS sebagai Patrick Crusius (21) terlihat masuk ke dalam toko dengan membawa senapa serbu dan mengenakan penutup telinga serta kacamata menembak.

Baca juga: Tersangka Penembakan Massal Texas Puji Pelaku Pembantaian di Masjid Selandia Baru

Dalam manifesto yang menurut CNN diunggah ke situs 8chan itu, tersangka mengungkapkan tentang karakteristik senapan AK-47 yang dipilihnya.

Tersangka menulis jika senapan AK-47 tidak dirancang untuk menembak dengan cepat. Selain itu akan menjadi panas setelah menembakkan 100 peluru secara cepat.

Dia kemudian menulis akan mengenakan sarung tangan tahan panas, meski dalam rekaman kamera pengawas pelaku penembakan massal sepertinya tidak mengenakan pelindung apa pun pada bagian telapak tangannya.

Dalam manifesto online itu, juga disebutkan bahwa pelaku mungkin menghabiskan waktu kurang dari sebulan untuk mempersiapkan penembakan massal itu.

"Saya harus melakukan ini sebelum saya kehilangan keberanian," tulis dokumen itu.

Manifesto online yang diduga diunggah pelaku tersebut juga menyebut bahwa serangan itu sebagai respons terhadap invasi Hispanik di Texas, mengarahkan polisi tentang dugaan motif kejahatan rasial.

Baca juga: Trump: Penembakan Massal Texas adalah Aksi Pengecut

Tersangka juga mengklaim bahwa tindakannya melakukan penembakan massal di Walmart, Texas, sebagai bentuk membela negara dari penggantian budaya dan etnis yang disebabkan oleh invasi.

Menurut data sensus AS, El Paso, yang berjarak sembilan jam perjalanan dari Dallas, terletak di Sungai Rio Grande yang menandai perbatasan AS dengan Meksiko, memiliki populasi 680.000 jiwa, dengan 83 persen adalah keturunan Hispanik.

"Saat ini kami memiliki manifesto dari individu ini yang menunjukkan sampai taraf tertentu jika dia memiliki hubungan dengan potensi kejahatan rasial," kata Kepala Kepolisian El Paso, Greg Allen, dalam konferensi pers.

Tersangka kemudian menuliskan bahwa kemungkinan dirinya akan mati setelah melakukan penembakan.

Baca juga: Penembakan Massal di Walmart Texas, Polisi Selidiki Dugaan Motif Rasial

"Jika saya tidak dibunuh oleh polisi, maka saya mungkin akan ditembak mati oleh salah satu penjajah.

"Tertangkap dalam kasus ini jauh lebih buruk daripada mati selama penembakan karena saya akan mendapatkan hukuman mati," lanjut isi dokumen itu.

Namun tersangka pelaku penembakan massal di Texas itu dilaporkan telah menyerah kepada polisi seusia melakukan aksinya dan tidak sampai terjadi baku tembak dengan petugas.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com