Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/08/2019, 11:21 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

EL PASO, KOMPAS.com - Kepolisian Texas bergerak cepat untuk mengungkap kasus penembakan massal di Walmart El Paso, Texas, pada Sabtu (3/8/2019). Diduga penembakan dilakukan dengan motif kebencian rasial.

Dugaan penembakan yang dilakukan terkait kejahatan rasial setelah adanya sebuah manifesto yang diunggah secara online yang tekait dengan tersangka.

Dilansir AFP, pelaku yang diidentifikasi media Amerika Serikat sebagai Patrick Crusius, yang masih berusia 21 tahun, asal Allen, pinggiran kota Dallas.

Media AS menyebut pelaku sebagai orang kulit putih dan mengaitkannya dengan "manifesto" yang dipasang secara online yang mencakup kutipan-petisi yang menentang "invasi Hispanik" di Texas.

Baca juga: Tersangka Pelaku Penembakan Massal di Walmart Texas Berusia 21 Tahun

"Saat ini kami memiliki manifesto dari individu ini yang menunjukkan sampai taraf tertentu jika dia memiliki hubungan dengan potensi kejahatan rasial," kata Kepala Kepolisian El Paso, Greg Allen, dalam konferensi pers.

Dalam manifesto online yang diduga diunggah pelaku, tertulis bahwa serangan tersebut sebagai respons terhadap invasi Hispanik di Texas.

Disebutkan pula bahwa penembakan itu terinspirasi oleh penembakan dua masjid di Christchurh, Selandia Baru, yang menewaskan hingga 51 orang pada Maret lalu.

Tersangka juga mengklaim bahwa tindakannya melakukan penembakan massal di Walmart, Texas, sebagai bentuk membela negara dari penggantian budaya dan etnis yang disebabkan oleh invasi.

Anehnya, tulisan dalam dokumen itu juga memuat kritikan dengan kata-kata kasar yang terhadap otomatisasi dan perusahaan Amerika.

"Kebenaran yang tidak menyenangkan adalah bahwa para pemimpin kami, baik Demokrat maupun Republik, telah mengecewakan kami selama beberapa dekade," tulis dokumen itu.

Baca juga: Trump: Penembakan Massal Texas adalah Aksi Pengecut

CNN mengatakan "manifesto" tersebut telah diunggah ke 8chan, sebuah situs tanpa sensor di mana manifesto ekstremis lainnya telah muncul.

Tersangka kemudian menuliskan bahwa kemungkinan dirinya akan mati setelah melakukan penembakan.

"Jika saya tidak dibunuh oleh polisi, maka saya mungkin akan ditembak mati oleh salah satu penjajah.

"Tertangkap dalam kasus ini jauh lebih buruk daripada mati selama penembakan karena saya akan mendapatkan hukuman mati," lanjut isi dokumen itu.

Namun tersangka pelaku dilaporkan telah menyerah kepada polisi seusia melakukan penembakan yang menewaskan hingga 20 orang dan melukai 26 lainnya.

Polisi mengatakan tidak ada baku tembak ketika Crusius ditahan.

Baca juga: Penembakan Massal di Texas, 20 Orang Tewas

Menurut data sensus AS, El Paso, di mana sebuah toko Walmart menjadi lokasi penembakan massal di Texas, berjarak sembilan jam perjalanan dari Dallas. Kota itu terletak di Sungai Rio Grande yang menandai perbatasan AS dengan Meksiko dan memiliki populasi sekitar 680.000 jiwa, dengan 83 persen adalah keturunan Hispanik.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com