Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal INF, Perjanjian yang Bertujuan Mengurangi Nuklir AS dan Rusia

Kompas.com - 03/08/2019, 12:31 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) membuat dunia khawatir ketika mengumumkan untuk menarik diri dari Perjanjian Nuklir Jarak Menengah, atau yang disebut dengan INF.

Melalui Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, AS menuduh Rusia mengembangkan rudal penjelajah yang disebut sudah melanggar INF, dan memicu Washington untuk keluar.

Perjanjian era Perang Dingin itu dipuji sebagai kesepakatan paling bersejarah ketika ditandatangani Presiden AS Ronald Reagan dan Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev.

Baca juga: Trump Ingin Perjanjian Nuklir yang Baru Cantumkan Rusia dan China

Dilansir dari AFP Jumat (2/8/2019), berikut merupakan sekelumit dari INF, perjanjian nuklir yang membuka era baru baik bagi Blok Barat maupun Blok Timur.

1. Harus Dihancurkan

Selain INF, terdapat kesepakatan nuklir lain. Misalnya saja SALT I pada 1972 dan SALT II 1979, di mana kedua negara diharuskan membekukan sejumlah peluncur rudal balistik.

Namun berbeda dengan SALT, INF melarang adanya pengembangan rudal baik nuklir maupun konvensional yang bisa melaju antara 500 hingga 5.500 km, dengan senjata itu harus dihancurkan.

Kesepakatan itu kemudian berujung kepada penghancuran 2.692 pada 1991, di mana sebagian besar senjata yang dihancurkan adalah rudal jarak menengah.

Penghancuran itu disebut hanya mengurangi sekitar empat persen dari total persenjataan nuklir yang dipunyai AS dan Soviet pada saat INF ditandatangani.

Meski begitu, salah satu inovasi yang dibuat dalam perjanjian tersebut adalah kedua negara bisa saling menginspeksi untuk memastikan rudal mereka sudah dihancurkan.

Baca juga: AS Resmi Tinggalkan Pakta Nuklir Era Perang Dingin dengan Rusia

2. Dipicu Perlombaan Senjata Berbahaya

Traktat INF mengakhiri perlombaan senjata berbahaya yang dipicu oleh keputusan Kremlin menempatkan SS-20, rudal balistik jarak menengah yang menargetkan Eropa.

NATO kemudian merespons dengan mengizinkan penempatan rudal berhulu ledak nuklir Pershing IA dan II, yang berujung kepada demonstrasi besar-besaran di seluruh Benua Biru.

Selama masa yang disebut sebagai krisis rudal Eropa itu, Reagan kemudian melontarkan pernyataan yang terkenal. Dia menyebut Soviet sebagai "Kerajaan Iblis".

Munculnya Gorbachev sebagai Pemimpin Soviet pada 1985 dengan gagasan bernama Perestroika, bagaimana pun, membuka jalan perundingan dengan Gedung Putih.

Tiga pertemuan yang digelar antara Reagan serta Gorbachev pada periode 1985 dan 1987 menjadi puncak dari naskah INF yang mereka tandatangani.

Baca juga: AS Resmi Keluar dari Pakta Nuklir Era Perang Dingin, Ini Tanggapan Rusia

3. Dunia Kembali Dilanda Ketakutan

Kini setelah sekitar 32 tahun lamanya, dunia kembali dilanda ketakutan setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan mereka keluar dari perjanjian INF.

Sebabnya, baik NATO maupun AS selama bertahun-tahun mengungkapkan kekhawatiran bahwa rudal 9M729 yang diciptakan Rusia bisa melaju lebih dari jarak yang disyaratkan.

Pada Oktober 2018, Trump menuding Moskwa karena tidak menghormati perjanjian nuklir tersebut, dan mengancam bakal membawa AS untuk keluar.

Kemudian pada Jumat, Washington menyatakan bahwa mereka secara formal memutuskan meninggalkan INF, dengan NATO menyalahkan Rusia karena tidak menghormati perjanjian.

Rusia kemudian menanggapi dengan menuding AS, dan menyerukan adanya moratorium untuk membahas spesifik penempatan rudal nuklir jarak menengah.

Baca juga: Putin Tanda Tangani Penangguhan Partisipasi Rusia dari Perjanjian Nuklir Era Perang Dingin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com