Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Berencana Kembali Aktifkan Reaktor Nuklir Air Berat di Arak

Kompas.com - 28/07/2019, 19:55 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber Reuters

TEHERAN, KOMPAS.com - Iran mengatakan berencana mengaktifkan kembali reaktor nuklir air berat di kota Arak, menjadi langkah terbaru Teheran yang meninggalkan kesepakatan nuklir 2015.

Pernyataan itu disampaikan kepala Organisasi Energi Atom Iran, Ali Akbar Salehi, di hadapan anggota parlemen Iran, Minggu (28/7/2019), seperti dikutip kantor berita ISNA.

Air berat merupakan senyawa kimia yang dapat dimanfaatkan sebagai pendingin reaktor nuklir untuk menghasilkan plutonium, bahan bakar yang digunakan dalam hulu ledak nuklir.

Iran pada Mei lalu, telah secara bertahan mulai meninggalkan beberapa komitmennya dalam kesepakatan nuklir 2015, menyusul keputusan Presiden AS Donald Trump yang tahun lalu lebih dulu menarik diri dari perjanjian secara sepihak.

Baca juga: Iran Uji Coba Rudal Balistik yang Bisa Meluncur Sejauh 1.000 Km

Washington juga kembali memberlakukan sanksi terhadap Teheran, terutama dalam ekspor minyaknya, dan menyebabkan tekanan ekonomi yang berat terhadap Iran.

Kesepakatan Nuklir Iran 2015, atau yang resminya bernama Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), ditandatangani oleh Teheran, bersama AS, Inggris, Cina, Prancis, Jerman, dan Rusia, pada 14 Juli 2015.

Kesepakatan itu bertujuan mencari komitmen negara Republik Islam untuk tidak memiliki bom atom, menerima batas drastis pada program nuklirnya, serta tunduk kepada inspeksi Badan Energi Atom Internasional sebagai imbalan atas pencabutan sebagian sanksi internasional.

Dengan keluarnya AS, negara penanda tangan yang tersisa mencoba mempertahankan kesepakatan tersebut, yang semakin sulit dengan ketegangan antara Washington dengan Teheran yang terus meningkat.

Pada Minggu (28/7/2019) malam, perwakilan Inggris, Perancis, Jerman, Rusia, dan China akan bertemu dalam pertemuan luar biasa untuk membahas langkah mempertahankan kesepakatan.

Baca juga: Pemimpin Tertinggi Iran: Kami Siap Tinggalkan Kesepakatan Nuklir

Sebelumnya pada 3 Juli lalu, Presiden Iran Hassan Rouhani mengumumkan negaranya akan secara bertahap meninggalkan kesepakatan 2015, dimulai dengan melebihi batas cadangan uranium yang diizinkan sebesar 300 kilogram, dan melampaui batas konsentrasi pengayaan uranium yang disyaratkan, yakni 3,67 persen.

Pejabat Iran mengatakan, pelanggaran komitmen kesepakatan itu dapat dibalik kembali, apabila negara-negara penanda tangan kesepatan nuklir dapat memberi solusi terkait pengurangan sanksi ekonomi yang dijatuhkan Amerika Serikat tahun lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com