Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelidik Sebut Serangan Bom Paskah di Sri Lanka Tak Berkaitan Langsung dengan ISIS

Kompas.com - 25/07/2019, 13:11 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

COLOMBO, KOMPAS.com - Serangan teror bom bunuh diri pada Minggu Paskah di Sri Lanka, April lalu, disebut penyelidik tidak memiliki hubungan langsung dengan kelompok teroris ISIS.

Serangkaian serangan bom bunuh diri yang menewaskan hingga 258 orang tersebut dipastikan dilakukan oleh kelompok ekstremis lokal yang terinspirasi ISIS, namun tidak secara langsung berhubungan.

Demikian disampaikan kepala Departemen Investigasi Kriminal (CID) Sri Lanka, Ravi Seneviratne, terkait pelaku pemboman bunuh diri yang menargetkan tiga gereja dan tiga hotel tersebut.

"Mereka (para pelaku) mengikuti ideologi ISIS, tetapi hasil investigasi kami belum menunjukkan adanya hubungan langsung di antara mereka," kata Seneviratne di hadapan panel parlemen yang menyelidiki penyimpangan keamanan dan intelijen dalam insiden pemboman 21 April lalu.

Baca juga: Terkait Tragedi Bom Minggu Paskah, Kepala Polisi Sri Lanka Ditahan

Dia mencatat bahwa sisa-sisa kelompok lokal yang diidentifikasi sebagai National Thowheeth Jamaath (NTJ) telah membujuk ISIS untuk mengklaim serangan, dua hari setelah peristiwa mematikan di Sri Lanka itu.

Pemimpin NTJ, Zahran Hashim, telah sengaja membuat video dengan para pelaku pembom bunuh diri yang berjanji setia kepada pemimpin ISIS Abu Bakr Al-Baghdadi, yang kemudian dirilis oleh ISIS.

Dalam liha hari setelah serangan, polisi telah menggerebek lokasi di mana NTJ merekam video tersebut, serta menyita bendera ISIS yang mereka gunakan sebagai latar belakang dalam video.

NTJ juga diketahui menggunakan jenis bahan peledak yang sama dengan yang digunakan ISIS dalam serangannya.

Sri Lanka telah diberi tahu tentang serangan yang akan datang oleh otoritas India berdasarkan informasi dari seorang ekstremis Islam dalam tahanan mereka.

Baca juga: Pelaku Ledakan Bom Sri Lanka Dapat Dana dari Dinas Intelijen Negara

Kepala polisi Sri Lanka Pujith Jayasundara dan birokrat kementerian pertahanan Hemasiri Fernando saat ini menghadapi dakwaan kriminal atas tuduhan kelalaian dalam mencegah serangan.

Militer Sri Lanka menyebut, beberapa pelaksana operasi serangan NTJ diketahui sebelumnya telah melakukan perjalanan ke India untuk bertemu dengan sesama ekstrimis di sana.

Kelompok NTJ disebut kemungkinan telah mendapat keahlian dalam merakit apa yang dikenal sebagai bom "Bunda Setan" yang mengandung triacetone triperoxide, atau TATP.

Penyelidik lain, Shani Abeysekara, mengatakan kepada panel parlemen yang sama pada Rabu (24/7/2019), bahwa CID telah menemukan 105 kilogram bahan peledak dari tempat persembunyian NTJ awal tahun ini.

"Jika bukan karena temuan ini, mereka akan dapat menyebabkan lebih banyak kerusakan," kata Abeysekara menambahkan bahwa mereka sudah menyelidiki NTJ ketika serangan terjadi.

Baca juga: Presiden Sri Lanka Tolak Penyelidikan Ledakan Bom Minggu Paskah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com