Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan PM China Berjuluk "Jagal Beijing" Meninggal di Usia 90 Tahun

Kompas.com - 24/07/2019, 14:36 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC,Sky News

BEIJING, KOMPAS.com - Mantan Perdana Menteri China Li Peng yang terkenal dengan julukan "Jagal Beijing" dilaporkan meninggal di usia 90 tahun karena penyakit.

Li meninggal pada Senin malam waktu setempat (22/7/2019) karena penyakit yang tidak diketahui. Dia diketahui memegang jabatan strategis sepanjang 1980 hingga 1990-an.

Dia juga dikenal sebagai pembawa warisan berupa pertumbuhan ekonomi China yang signifikan, dia juga disorot karena julukannya sebagai "Jagal Beijing".

Baca juga: Nenek Jagal Usia 80 Tahun Ditangkap Setelah Mutilasi Pria 52 Tahun

Dilansir BBC dan Sky News Selasa (23/7/2019), dia berperan atas penumpasan aksi protes di Lapangan Tiananmen 1989 di mana tentara membunuh ratusan warga sipil.

Ratusan ribu orang berkumpul di Tiananmen, Beijing, untuk serangkaian demonstrasi musim semi dan musim panas 1989, yang diakhiri dengan cara bermusuhan oleh militer.

Li kemudian membela kebijakannya dengan mengatakan itu adalah aksi yang "diperlukan". Dia mempertegas keputusan itu dalam obituari yang dikutip Xinhua.

"Li mengambil langkah tegas untuk menghentikan kerusuhan dan memadamkan kekerasan kontra-revolusioner selama demonstrasi Tiananmen," demikian obituari Li dilansir Xinhua.

Selama periode kekuasaannya, Li Peng membantu China meroket baik di tingkat diplomatik maupun ekonomi. Perkembangan yang sering dia banggakan di depan publik.

Pada pidato 1995 saat peringatan revolusi 1949, dia merayakan bagaimana negara itu sudah beranjak dari "penindasan, perundungan, hingga dipermalukan oleh imperialis."

Karir politiknya meningkat setelah upayanya menumpas demonstrasi Tiananmen, dengan pemimpin pro-reformasi Zhao Ziyang digulingkan karena bersimpati terhadap mahasiswa.

Li yang saat itu menjabat sebagai penjabat PM pada November 1987 memberi tahu pengunjuk rasa bahwa situasi tidak akan berubah seperti yang mereka harapkan.

Setelah itu di depan siaran televisi, dia mengumumkan darurat militer untuk "memadamkan kerusuhan", dengan puncaknya ratusan orang dibunuh oleh tentara.

Dalam pidato panjang yang dibacakan penyiar CCTV, pemerintah China saat ini sangat menghormati "langkah tegas" Li Peng dalam menghentikan kerusuhan.

Namun bagi kalangan aktivis yang pernah ikut andil dalam protes Tiananmen 1989, mereka menyambut baik kematian Li. Salah satunya adalah Wu'er Kaixi.

Salah satu pemimpin aktivis yang hidup dalam pengasingan itu berkata dia senang Li meninggal. Menurutnya, Li adalah jagal dalam peristiwa di Tiananmen.

"Dia harus dikenang seperti itu. Baik oleh dunia maupun sejarah. Suatu hari, saya harap, dia juga bakal dikenang demikian di buku-buku China," paparnya.

Baca juga: Kenang Pembantaian Tiananmen, Aktivis Ini Berpuasa 24 Jam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC,Sky News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com