Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/07/2019, 19:13 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Intelijen Iran mengungkapkan cara Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) merekrut agen rahasia mereka, dan kemudian disusupkan ke sektor penting.

Dalam konferensi pers, kepala kontra-intelijen yang menolak disebutkan namanya memaparkan, badan intelijen AS itu bisa memperoleh mata-mata berkat "jebakan visa".

"Jebakan itu dibuat oleh CIA bagi warga Iran yang hendak bepergian ke AS," ujar pejabat itu seperti dikutip media pemerintah IRNA via AFP Senin (22/7/2019).

Baca juga: Iran Klaim Bongkar Jaringan CIA dan Hukum Mati Terduga Mata-mata

Pejabat itu menjelaskan, agen CIA bakal mendekati individu yang tengah mengurus visa. Sementara yang lain dipaksa ketika hendak memperbarui visa mereka.

Dari metode itu, terkumpullah 17 orang yang kemudian mendapat pelatihan tentang bagaimana membangun jaringan komunikasi untuk menyerahkan informasi rahasia dengan aman.

"Misi mereka adalah mendapatkan informasi rahasia dan melakukan kegiatan spionase di kawasan sensitif dan penting menggunakan teknologi canggih," ujar pejabat itu.

Jaringan agen rahasia itu kemudian bakal disebar ke berbagai sektor penting Iran seperti ekonomi, pengembangan nuklir, maupun militer. Serta bekerja sebagai kontraktor maupun konsultan.

Intelijen Iran melanjutkan, seluruh terduga mata-mata yang berasal dari CIA telah ditangkap antara Maret 2018 hingga Maret 2019, dan diserahkan ke pengadilan.

"Mereka yang dengan sengaja ingin mengkhianati negara telah dibawa kepada hukum dengan beberapa di antaranya dihukum mati. Yang lain mendapat hukuman penjara," ujar si pejabat.

Intelijen Iran bisa membongkar jaringan agen rahasia itu berkat bantuan "negara asing". Namun, Teheran tidak bersedia membuka negara mana yang dimaksud.

Sebelumnya, Teheran terlibat perseteruan panas dengan AS sejak Mei 2018, yakni tatkala Presiden Donald Trump mengumumkan keluar dari perjanjian nuklir 2015.

Washington kemudian membuat kebijakan dengan menerapkan sanksi kepada Iran, dan dibalas dengan pengayaan uranium melebihi kesepakatan dalam perjanjian 2015.

Juni lalu, Trump sempat membatalkan serangan udara yang diperintahkannya sendiri sebagai balasan setelah Iran mengumumkan sudah menembak jatuh drone AS.

Tensi kemudian berkembang ketika Marinir Inggris menyerbu kapal tanker super di perairan Gibraltar Juli ini karena diduga melanggar sanksi Uni Eropa.

Teheran melalui Garda Revolusi menanggapi dengan mengumumkan penangkapan kapal tanker berbendera Inggris di Selat Hormuz pada Jumat (19/7/2019).

Baca juga: Iran Ungkap Jaringan Mata-mata CIA Berkat Bantuan Negara Asing

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com