Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut Nyanyian "Send Her Back" kepada Anggota DPR AS Ilhan Omar, Trump Merasa "Tak Enak"

Kompas.com - 19/07/2019, 12:01 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berkomentar terhadap nyanyian "Send Her Back" terhadap anggota DPR AS, Ilhan Omar.

Presiden 73 tahun itu terlibat perang komentar baik dengan Omar maupun tiga politisi perempuan House of Representatives dari oposisi Partai Demokrat.

Trump menjadi sorotan setelah dalam kicauannya di Twitter, dia mengatakan keempat politisi itu untuk kembali dan membantu memulihkan "negara asal" mereka.

Baca juga: Bantah Tuduhan Rasisme, Trump: Saya Tak Punya Tulang Rasis

Dilansir Sky News Kamis (18/7/2019), dia menghabiskan 20 menit pidato saat kampanye di Carolina Utara untuk mengkritik empat anggota DPR AS yang dia sebut "Skuad".

Buntut dari kritikannya terhadap empat politisi keturunan itu, para pendukung kemudian meneriakkan nyanyian Send Her Back yang merujuk pada Ilhan Omar.

Kepada awak media di Gedung Putih, Trump mengaku merasa "tak enak". "Saya merasa sedikit buruk tentang itu. Saya harus berkata saya tidak senang," terangnya.

Meski mengaku tidak setuju dengan ucapan dari para pendukungnya, Trump berusaha menjaga jarak. "Saya tidak mengatakannya. Mereka yang melakukan, dan saya tak setuju," imbuh dia.

Ketua Komisi Keamanan Dalam Negeri DPR Bennie Thompson memperingatkan sejak nyanyian itu muncul, Omar dan tiga politisi lainnya bakal mendapat ancaman.

Dalam surat kepada kepala ketertiban Senat AS Michael Stenger, Thompson meminta pertemuan darurat di Gedung Capitol untuk membahas ancaman itu.

Di antara klaim yang diutarakan Trump terdapat pernyataan bahwa Omar memuji Al Qaeda, dan dia tidak menghentikan apa pun saat pendukungnya mulai menyanyikannya.

Teriakan "boo" langsung terdengar tatkala presiden dari Partai Republik itu kembali berbicara tentang Omar dan tiga koleganya yang menjadi penentang kebijakan imigrasi serta retorika Trump.

Selain Omar, politisi Demokrat lain yang menjadi target kritikan Trump adalah Alexandria Ocasio-Cortez, Ayanna Pressley, serta Rashida Tlaib.

Baca juga: Jadi Target Komentar Rasis Trump, Siapa 4 Anggota Perempuan Kongres AS?

Keempatnya terpilih sebagai anggota House dalam pemilu sela AS November tahun lalu, dan menjadi figur bersinar berkat komitmen mereka untuk menerapkan kebijakan lebih kiri.

Ilhan Omar, satu dari dua perempuan Muslim terpilih bersama Tlaib, merespons dengan mengutip kalimat pejuang HAM sekaligus pujangga AS, Maya Angelou.

"Engkau mungkin bisa menembakku dengan kalimatmu. Engkau mungkin mencongkel mataku. Engkau mungkin membunuhku dengan kebencianmu. Tapi, seperti udara, aku akan bangkit," demikian kalimat Angelou yang dikutip Omar.

Politisi kelahiran Somalia itu mendapat dukungan dari berbagai penjuru dunia. Wali Kota London Sadiq Khan yang kerap berseteru dengan Trump menyebut mereka sebagai "harapan di masa depan".

Sementara kandidat presiden dari Demokrat Kamala Harris menuturkan apa yang diucapkan oleh Trump di kampanyenya itu menunjukkan seperti apa pemerintahannya.

Trump mengelak ketika dia disebut rasis. "Saya tidak punya tulang rasis di tubuh saya," klaimnya. Meski begitu, House kompak menyebutnya sudah melontarkan komentar rasis.

Meski begitu, mereka menolak upaya yang dilakukan oleh salah satu politisi guna memakzulkan Trump karena mendapat sikap kontra dari pimpinan partai.

Baca juga: Trump Dianggap Rasis, PM Selandia Baru Bereaksi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Sky News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com