Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Peringatan 3 Tahun Upaya Kudeta Turki, Erdogan Puji Sistem Rudal S-400

Kompas.com - 16/07/2019, 06:37 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memuji pembelian sistem rudal S-400 di tengah tiga tahun peringatan tiga tahun upaya kudeta Senin kemarin (15/7/2019).

Beberapa hari sebelum peringatan, Turki menerima gelombang pertama sistem pertahanan buatan Rusia itu di tengah tekanan AS supaya mereka membatalkan pembelian.

Baca juga: Menurut Erdogan, Seharusnya NATO Senang jika Turki Beli Sistem Rudal S-400

Kepada para pendukungnya yang berjumlah ribuan orang di Ankara, Erdogan menyatakan mereka sudah menerima sistem berkode NATO Sa-21 Growler itu.

"Beberapa orang berkata 'kita tidak mampu membelinya'. Namun Tuhan berkehendak gelombang terakhir pengiriman bakal terjadi April 2020," kata Erdogan dikutip AFP.

Peringatan upaya kudeta terhadap dirinya terjadi di tengah suasana serba kalut. Ekonomi memburuk, hubungan dengan AS merenggang, dan partainya kalah dalam pemilihan Istanbul Juni lalu.

Pada 2016, sekitar 250 orang terbunuh dan 2.000 orang terluka ketika terdapat faksi militer yang memberontak dan berusaha mengambil alih kekuasaan dari Erdogan.

Relasi dengan negara Barat mulai menjauh pasca-kudeta buntut pernyataan Turki yang menuduh mereka tidak memberikan dukungan.

Ribuan orang turun ke jalan sebagai respons setelah Erdogan menyerukan supaya mereka bersedia mengalahkan pemberontakan.

Di periode yang sama, mantan Perdana Menteri Turki itu mulai menjalin kedekatan relasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, dan menimbulkan kecemasan Eropa serta AS.

Dalam pidatonya, Erdogan menyatakan bahwa Turki mempunyai ambisi bakal melakukan produksi gabungan sistem pertahanan yang terbaru bersama Rusia.

"Kami akan mengambil segala kebijakan supaya rakyat tidak menderita dengan pengkhianatan 15 Juli atau usaha sejenis di masa mendatang," tegas dia.

Senin malam waktu setempat, dia pergi ke Istanbul dan meresmikan museum yang didedikasikan untuk mengenang upaya mencegah "kejahatan lebih besar".

Sekitar 8.000 tentara ikut bagian dalam upaya menggulingkan Erdogan yang didukung 35 jet tempur, tiga kapal, 37 helikopter, dan 74 tank menurut Anadolu.

Sejak kudeta itu, selama tiga tahun terakhir puluhan ribu orang ditangkap dengan 150.000 pegawai negeri dihukum atau pun dipecat karena dianggap terlibat kudeta.

Ankara kemudian menuduh Fethullah Gulen, seorang ulama yang kini mengungsi ke AS, sebagai dalang usaha kudeta dan melabeli pergerakannya sebagai teroris.

Baca juga: Presiden Erdogan Pecat Gubernur Bank Sentral Turki

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com