Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendiang Pemimpin China Pernah Coba Rekrut Legenda Argentina Diego Maradona

Kompas.com - 15/07/2019, 13:50 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

BOLOGNA, KOMPAS.com - Presiden China Xi Jinping dikenal sebagai fanatik sepak bola. Namun jauh sebelum Xi, terdapat Pemimpin China lain yang juga menggemari olahraga itu.

Pernyataan itu diungkapkan mantan Perdana Menteri Italia Romano Prodi ketika diwawancarai South China Morning Post di kediamannya di Bologna.

Baca juga: Puji Presiden Maduro, Maradona Bakal Diperiksa PSSI-nya Meksiko

Dalam wawancara eksklusif selama satu jam itu, Prodi mengisahkan ketika dia masih menjadi kepala sebuah perusahaan negara, Institut Rekonstruksi Industri.

Dilansir Minggu (14/7/2019), pada 1987 silam dia melakukan kunjungan untuk menuntaskan kesepakatan pembangunan pembangkit listrik dengan BUMN China, Citic.

"Presiden Citic berkata kepada saya 'kami sudah menandatanganinya. Namun saya punya masalah yang harus saya bicarakan dengan Anda'," kata Prodi menirukan ucapannya.

Segera mereka berpindah ke ruangan yang lebih privat, di mana si presiden Citic menyampaikan pesan yang tak lain berasal dari Pemimpin China kala itu, Deng Xiaoping.

Dalam pesannya, Prodi mengungkapkan bagaimana Deng begitu tertarik untuk mendatangkan legenda Argentina Diego Maradona yang kala itu bermain di Napoli.

Prodi mengisahkan, Deng ternyata menaruh kagum terhadap Maradona. Pemimpin yang meninggal 19 Februari 1997 ingin merekrut Maradona supaya bermain di China.

"Deng mengatakan jika Maradona bermain di China, dia bakal bermain di Stadion Beijing, dan disaksikan 600 juta masyarakat di televisi," tutur Prodi.

Namun, pemain yang terkenal dengan julukan Gol Tangan Tuhan itu ternyata tidak menaruh minat terhadap proposal yang diajukan oleh "Negeri Panda".

Maradona kemudian menyatakan, dia baru akan pergi jika China bersedia membayarnya 300 juta lira. "Sebab tak ada dalam klausul kontrak saya untuk hengkang ke Italia," ujarnya.

Deng yang berkuasa pada 1978 hingga pensiun 1992 itu dikenal karena reformasi ekonomi China, dan dianggap salah satu pemimpin berpengaruh setelah Xi dan bapak pendiri Mao Zedong.

Baca juga: Presiden Taiwan Bersedia Bahas Perdamaian dengan Pemimpin China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com