Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Lebanon Sesalkan Sanksi Baru Anti-Hezbollah AS

Kompas.com - 11/07/2019, 08:43 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

BEIRUT, KOMPAS.com - Presiden Lebanon Michel Aoun menyesalkan tindakan Amerika Serikat yang menjatuhkan sanksi terhadap dua anggota parlemennya dari Partai Hezbollah.

Sanksi baru anti-Hezbollah itu diumumkan AS pada Selasa (9/7/2019), yang menargetkan tiga pejabat tinggi dari Hezbollah, sekutu politik pemerintah Lebanon paling terkemuka.

"Lebanon menyesalkan langkah AS, terutama dalam hal menargetkan dua wakil rakyat terpilih," kata Aoun dalam sebuah pernyataan, pada Rabu (10/7/2019).

Sanksi baru AS itu menjadi yang pertama kalinya menargetkan pejabat terpilih dari gerakan Hezbollahh, yang dimasukkan ke dalam daftar hitam dan dilarang terlibat transaksi dengan penduduk maupun perusahaan AS.

"Keputusan itu bertentangan dengan posisi Amerika sebelumnya, yang mengkonfirmasi komitmen Lebanon terhadap konvensi internasional tentang pemberantasan pencucian uang dan mencegah penggunaannya dalam serangan teroris," tambah presiden.

Baca juga: Pertama Kali, AS Jatuhkan Sanksi Terhadap Anggota Parlemen Hezbollah

Michel Aoun menjabat sebagai presiden sejak tahun 2016 dengan dukungan Hezbollah, bersekutu dengan partai Kristen Maronit, Gerakan Patriotik Bebas.

Kecaman terhadap sanksi baru yang dijatuhkan AS juga datang dari tokoh politik Lebanon lainnya.

Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri, yang juga seorang Syiah, mengutuk sanksi terhadap para pejabat Hezbollah, musuh bebuyutan Israel dan sekutu Iran, yang menyebut sanksi sebagai bentuk "agresi" terhadap Lebanon.

"Sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya itu merupakan agresi terhadap parlemen dan tentu saja agresi terhadap Lebanon," ujarnya, dikutip AFP.

Seorang anggota parlemen Hezbollah, Ali Fayyad, turut menyesalkan sanksi baru AS terhadap dua koleganya, dan menyebut sanksi sebagai "penghinaan bagi rakyat Lebanon".

Sementara itu, Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri, seorang Sunni, yang dikenal sebagai lawan terkemuka Hezbollah, mengatakan bahwa AS telah mengambil "jalan baru" dengan memberi sanksi kepada anggota parlemen.

Namun perdana menteri menambahkan, menjatuhkan sanksi itu tidak akan terlalu berpengaruh terhadap jalannya pemerintahannya, yang juga mencakup sejumlah menteri dari Hezbollah.

Baca juga: Hezbollah: Sanksi AS adalah Penghinaan terhadap Rakyat Lebanon

"Adalah penting bahwa kita menjaga sektor perbankan dan ekonomi Lebanon dan krisis ini akan berlalu cepat atau lambat," tambah Hariri.

Departemen Keuangan AS telah menjatuhkan sanksi terhadap tiga pejabat tinggi Hezbollah, termasuk dua yang menjadi anggota parlemen Lebanon, yakni Amin Sherri dan Muhammad Hasan Raad.

Keduanya dituding Washington, telah memanfaatkan posisinya di parlemen untuk memajukan aktivitas kekerasan Hezbollah.

Sementara seorang lainnya yang disanksi adalah Wafiq Safa, yang dikenal dekat dengan pemimpin Hezbollah, Hassan Nasrallah.

Sanksi terbaru itu membawa AS telah menjatuhkan sanksi terhadap 50 individu maupun entitas terkait Hezbollah ke dalam daftar hitam sejak 2017.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com