WASHINGTON, KOMPAS.com - Pemerintah Amerika Serikat untuk pertama kalinya menjatuhkan sanksi terhadap pejabat tinggi Hezbollah yang menjadi anggota parlemen Lebanon.
Departemen Keuangan AS telah menempatkan dua anggota parlemen Lebanon yang terkait kelompok Hezbollah ke dalam daftar hitam sanksi, pada Selasa (9/7/2019).
Sanksi tersebut sebagai upaya lanjutan untuk membangun tekanan global terhadap Hezbollah, yang telah dianggap sebagai teroris oleh AS.
Dua anggota parlemen Lebanon yang dimasukkan dalam daftar hitam adalah Amin Sherri dan Muhammad Hasan Raad, yang dituding Washington, telah memanfaatkan posisinya di parlemen untuk memajukan aktivitas kekerasan Hezbollah.
Baca juga: Arab Saudi dan AS Masukkan Pemimpin Hezbollah ke Daftar Hitam
Selain itu, sanksi juga dijatuhkan pada pejabat tinggi Hezbollah, Wafiq Safa, yang dikenal dekat dengan pemimpin dalam gerakan tersebut, Hassan Nasrallah.
"Tiga pejabat tersebut telah memanfaatkan posisi mereka untuk menfasilitasi gerakan Hezbollah dan upaya Iran untuk melemahkan kedaulatan Lebanon," ujar Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, Selasa (9/7/2019).
"Perbedaan apa pun antara sayap politik dan militer Hizbullah adalah tipuan. Kami meminta sekutu dan mitra kami untuk menunjuk Hezbullah secara keseluruhan sebagai organisasi teroris," lanjutnya, dikutip AFP.
Raad (64) merupakan ketua blok partai dan anggota parlemen Lebanon sejak 1992, sedangkan Sherri (62) adalah veteran Hezbollah yang telah berada di parlemen selama 17 tahun, mewakili Beirut.
Sementara Safa, menurut Departemen Keuangan, berperan menghubungkan kelompok Hezbollah dengan para pemodal dan diduga turut membantu dalam penyelundupan senjata dan obat-obatan.
Baca juga: Menlu AS Sebut Kelompok Hezbollah Aktif di Venezuela
Sanksi yang dijatuhkan menjadikan individu dan bisnis AS, maupun yang berada di AS, termasuk bank internasional, dilarang melakukan bisnis dengan mereka yang terkena sanksi.
Sanksi terbaru itu membawa AS telah menjatuhkan sanksi terhadap 50 individu maupun entitas terkait Hezbollah ke dalam daftar hitam sejak 2017.
Di antara mereka yang disanksi termasuk para bankir dan pengusaha yang menurut Washington terlibat dalam kegiatan bisnis Hezbollah di seluruh dunia.
Sanksi tersebut ditujukan terutama pada perusahaan dan individu yang membantu kelompok itu memindahkan dana ke seluruh Timur Tengah.
Pompeo mengatakan, tekanan AS terhadap Iran dan Hezbollah telah berdampak pada operasi kelompok itu di Lebanon.
"Sebagai hasilnya, organisasi teroris ini telah dipaksa untuk mengambil langkah-langkah penghematan yang belum pernah terjadi sebelumnya."
"Salah satunya pada Maret lalu, di mana untuk pertama kalinya, pemimpin Hezbollah Hassan Nasrallah mengajukan permohonan publik untuk dukungan keuangan," kata Pompeo.
Baca juga: Karikatur Pemimpin Hezbollah Muncul dalam Papan Reklame di Israel
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.