Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Netanyahu: Iran Telah Memeras Masyarakat Internasional

Kompas.com - 03/07/2019, 09:35 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

JERUSALEM, KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuding Iran yang mengancam bakal meninggalkan sebagian perjanjian dalam Kesepakatan Nuklir 2015 demi mengurangi tekanan ekonomi yang dikenakan terhadap negara republik Islam itu.

Netanyahu bahkan menyebut Teheran yang telah secara terbuka melanggar kesepakatan dalam cadangan uraniumnya sengaja untuk memeras masyarakat internasional.

"Pekan ini, Iran secara terbuka melanggar kesepakatan nuklir dengan meningkatkan cadangan uranium yang diperkaya, melampaui jumlah yang diizinkan," kata Netanyahu dalam sebuah resepsi awal di Jerusalem, menandai peringatan Hari Kemerdekaan AS.

"Rezim itu berharap, bahwa dengan melanggar kesepakatan akan dapat memeras dunia agar membuat konsesi dan mengurangi tekanan ekonomi terhadap mereka," kata Netanyahu.

Baca juga: Iran Klaim Cadangan Uraniumnya Telah Melebihi Batas

"Kita justru harus melakukan yang sebaliknya. Sekaranglah saat yang tepat untuk meningkatkan tekanan. Sekaranglah saatnya untuk berdiri teguh," lanjutnya.

Perdana menteri Israel memandang, langkah yang diambil Iran sebagai cara menekan Eropa untuk mencoba dan menyelamatkan kesepakatan yang telah digantung pada utas sejak Presiden Donald Trump, pada tahun lalu, menarik diri dari perjanjian dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Teheran.

Mengulangi pernyataan yang dibuatnya sehari sebelumnya, Netanyahu mendesak agar negara-negara Eropa meningkatkan tekanan terhadap Iran.

"Sekarang adalah waktunya bagi kekuatan-kekuatan Eropa untuk mengikuti jejak Amerika dan memulihkan sanksi terhadap Iran, seperti yang mereka janjikan akan lakukan di Dewan Keamanan PBB," katanya.

Sebelumnya, pada Senin (1/7/2019), Iran melalui Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif mengumumkan bahwa cadangan uranium negaranya telah melampaui batas yang ditetapkan berdasarkan Kesepakatan Nuklir 2015, yakni 300 kilogram.

Baca juga: Trump: Iran Sudah Bermain-main dengan Api

Tindakan itu dilakukan sebagai tanggapan atas keputusan AS yang menarik diri dari kesepakatan nuklir pada tahun lalu dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran.

Teheran, pada 8 Mei lalu telah mengumumkan rencananya untuk meninggalkan sebagian kesepakatan dari perjanjian nuklir 2015 dan mengancam bakal melangkah lebih jauh jika dalam 60 hari, negara penanda tangan lainnya, yakni Inggris, China, Perancis, Jerman, dan Rusia, tak membuat kesepakatan baru yang dapat membantu Iran menghindari sanksi, terutama dalam ekspor minyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com