Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkomentar soal Wanita Penerusnya Harus Menarik, Dalai Lama Minta Maaf

Kompas.com - 02/07/2019, 20:37 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

DHARAMSALA, KOMPAS.com - Pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama menyampaikan permintaan maaf dan merasa sangat menyesal atas komentar yang dibuatnya mengenai wanita yang akan menjadi reinkarnasinya.

Dalam kesempatan wawancara dengan BBC beberapa waktu lalu, Dalai Lama menjawab sejumlah pertanyaan, mulai seputar tanggapannya tentang Presiden Amerika Serikat Donald Trump, hingga kemungkinan jika penerusnya adalah seorang wanita.

"(Dalam) menanggapi pertanyaan tentang apakah reinkarnasinya nanti bisa menjadi seorang wanita, Dalai Lama tidak membantah kemungkinan itu."

"Namun Dalai Lama mengatakan jika nanti datang Dalai Lama wanita maka dia seharusnya lebih menarik," tulis pernyataan pihak Dalai Lama, Selasa (2/7/2019).

Baca juga: Dalai Lama: Presiden AS Kurang Memiliki Prinsip Moral

"Yang Mulia sungguh-sungguh tidak memiliki maksud untuk menghina," lanjut pernyataan itu, dikutip AFP.

"Beliau sangat menyesak bahwa ada orang-orang yang tersakiti oleh apa yang dia sampaikan dan menyampaikan permintaan maaf secara tulus," kata pernyataan itu.

Dalai Lama, yang berbicara dari tempat pengasingannya di Dharamsala, India utara, mengungkapkan tentang reinkarnasinya yang tidak menutup kemungkinan adalah seorang wanita.

"Jika datang Dalai Lama wanita, maka dia seharusnya lebih menarik," ujar pemenang hadiah Nobel Perdamaian itu kepada BBC.

Namun komentar itu telah memicu pertentangan di media sosial di seluruh dunia.

"Yang Mulia, seorang biksu yang kini berusia pertengahan 80-an, memiliki perasaan yang tajam tentang kontradiksi antara dunia materialistis dan global yang ditemuinya dalam perjalanan, serta ide-ide kompleks yang sulit dipahami tentang reinakarnasi yang merupakan inti dari tradisi Buddha Tibet," tulis pernyataan pihak Dalai Lama.

Baca juga: Tulis Berita Tentang Dalai Lama, Tiga Wartawan Nepal Diperiksa

"Namun terkadang terjadi pernyataan spontan, yang mungkin bermaksud menghibur dalam satu konteks budaya, akan tetapi kehilangan nilai humor dalam terjemahan ketika dibawa ke yang lain. Beliau menyesali pelanggaran apa pun yang mungkin telah dilakukannya."

"Sepanjang hidupnya, Yang Mulia menentang objektifikasi wanita, mendukung wanita, dan hak-hak mereka, serta merayakan konsensus internasional yang berkembang dalam mendukung kesetaraan gender dalam penghormatan terhadap wanita," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com