Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Ribuan Jemaah Haji Meninggal Dunia dalam Tragedi Mina

Kompas.com - 02/07/2019, 12:41 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 29 tahun lalu, tepatnya 2 Juli 1990, terjadi tragedi yang dikenal dengan Tragedi Mina, menewaskan lebih dari 1.000 jemaah yang tengah melaksanakan ibadah haji. Ratusan di antaranya jemaah haji asal Indonesia.

Peristiwa itu terjadi di Terowongan Harasatul Lisan, Mina, Arab Saudi.

Sebanyak 649 jemaah Indonesia meninggal dunia dari total 1.426 korban. Para korban meninggal dunia akibat terhimpit karena adanya jemaah yang masuk dan keluar di terowongan tersebut.

Arsip pemberitaan Harian Kompas, 13 April 1991, menyebutkan, pada tahun itu jumlah jemaah Indonesia mencapai rekor terbanyak, yakni 81.242 orang.

Mengenai penyebab peristiwa, dilansir dari The New York Times, seorang saksi dan diplomat melaporkan sekitar 1.400 jemaah mati lemas atau terinjak-injak hingga tewas.

Peristiwa ini berawal dari berhentinya para jemaah di tengah-tengah terowongan terfasilitasi AC.

Saat itu, suhu sangat panas, sehingga terjadi saling dorong satu sama lain sehingga menimbulkan kekacauan.

Sementara itu, dikutip dari kantor berita resmi Arab Saudi, Saudi Press Association, Raja Fahd menyampaikan bahwa peristiwa itu terjadi karena adanya gerombolan massa yang memadati terowongan melebihi kapasitas.

"Jika para jemaah mengikuti instruksi, kecelakaan akan dapat dihindari," ujar Raja Fahd.

Insiden ini tercatat sebagai bencana terburuk dalam penyelenggaraan haji.

Selain itu, menurut salah seorang saksi, terowongan yang hanya bisa menampung 1.000 orang, menjadi kacau karena ada lebih dari 5.000 orang berdesakan karena berebut mendapatkan udara sejuk dari AC.

"Akibatnya banyak yang kekurangan oksigen, banyak yang pingsan, dan beberapa meninggal. Seharusnya ada gerakan (masuk-keluar) dalam terowongan, tetapi seluruh kerumunan tiba-tiba berhenti di tengah," ujar saksi yang tidak ingin disebutkan namanya.

Saksi tersebut menyebutkan, ia ingin ikut membantu membawa korban ke ambulans. Saat itu, ia tidak bisa memperkirakan berapa orang yang pingsan dan tewas.

Peristiwa ini meninggalkan traumatik tersendiri, khususnya bagi korban selamat maupun para keluarga korban.

Sebagai tanda duka atas peristiwa ini, Pemerintah Indonesia menyatakan Hari Berkabung Nasional pada 6 Juli 1990. Kala itu, Presiden Soeharto memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang sehari penuh.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com