PARIS, KOMPAS.com - Pemerintah region di Perancis memutuskan menutup sekolah setelah gelombang panas yang mendera membuat suhu diprediksi mencapai 40 derajat Celsius.
Sekitar 50 sekolah di Regon Essonne, sebelah selatan Paris, ditutup karena mereka tidak mempunyai pendingin ruangan yang cukup, diwartakan BBC Rabu (26/6/2019).
Baca juga: Cuaca di Jerman Panas, Seorang Pria Naik Motor Sambil Bugil
Kemudian pada Kamis (27/6/2019), kanal setempat BFMTV memberitakan, sekolah yang berada di kawasan Val-de-Marne dan Seine-et-Marne juga akan ditutup.
Pemerintah Perancis juga mengumumkan hanya kendaraan ramah lingkungan yang boleh melintasi jalanan kota Paris dan Lyon karena temperatur yang panas.
Berupaya mengajak warga yang punya kendaraan pribadi untuk naik transportasi umum, otoritas setempat menawarkan lahan parkir gratis yang bisa mereka gunakan.
Negeri "Anggur" itu nampaknya masih trauma dengan serangan panas yang menghantam pada 2003, dan dianggap sebagai penyebab meninggalnya sekitar 15.000 orang.
Hampir seluruh kawasan di Perancis kini dilaporkan berada dalam warna kuning. Kini pemerintah pun menerbitkan imbauan agar warganya bisa tetap merasa sejuk.
Selain di Perancis, gelombang panas juga mendera kawasan Eropa lainnya. Di Jerman, seorang pria harus dihentikan polisi setelah naik motor sambil bugil.
Di Spanyol, seorang pemandu ramalan cuaca Silvia Laplana mengunggah peta di mana hampir sebagian besar wilayah Spanyol berubah jadi merah pekat.
"Neraka sudah datang," ujar Laplana dalam unggahannya di Twitter. Pakar mulai menghubungkan gelombang panas ini dengan perubahan iklim sebagai akibat industrialisasi.
El infierno is coming. pic.twitter.com/j0iGEYF0ge
— Silvia Laplana (@slaplana_tve) June 24, 2019
Gelombang panas puncak di Spanyol diprediksi terjadi Jumat (28/6/2019), di mana 33 dari 50 provinsi bakal terkena temperatur ekstrem, dengan suhu mencapai 44 derajat Celsius di Girona.
Institut klimatologi yang berada di Postdam, Jerman, menjelaskan lima musim panas terparah Eropa sejak 1500 silam semuanya terjadi pada abad ke-21.
Baca juga: Belasan Monyet di India Ditemukan Mati di Hutan, Diduga karena Gelombang Panas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.