Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Penemuan Kawat Berduri, Berawal dari Penjagaan Ternak

Kompas.com - 25/06/2019, 18:30 WIB
Aswab Nanda Prattama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kawat berduri menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam penjagaan aksi demonstrasi. Alat ini digunakan oleh pihak berwenang untuk meredam aksi demonstrasi yang berlebihan dan juga meminimalisasi kekerasan.

Tak hanya itu saja, kawat berduri juga berguna dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya alat ini ditempelkan pada dinding sebagai pengaman dari aksi kejahatan atau hewan liar yang masuk.

Sedikit yang tahu bahwa kawat berduri memiliki cerita dan sejarahnya tersendiri. Pembuatannya bukan tak sengaja, namun memang sudah dirancang untuk membantu manusia.

Pengembangan kawat berduri kali pertama dilakukan oleh Lucien B Smith dari Kent, Ohio Amerika Serikat. Ia menggunakan kawat berduri itu dan menggulungnya. Pada 25 Juni 1864, Smith mematenkan kawat temuannya tersebut.

Baca juga: Kisah Pembuat Nike Air Jordan 1 Bertema Indomie, Berawal dari Ide untuk Hadiah

Cerita awal mengenai perkembangan kawat berduri tak berhenti setelah paten ini. Beberapa penemu mulai mengklaim hal yang sama dan mematenkan di negaranya sendiri.

Ada lebih dari enam orang yang mengklaim telah menemukan kawat berduri ini, namun hanya Lucien B Smith yang menghubungkan penemuannya dengan pencegahan hewan ternak.

Penemuan ini ternyata begitu membantu kehidupan manusia, terlepas perdebatan serius mengenai penemunya. Dalam peternakan, kawat berduri ternyata bisa menjadi penghalang hewan ternak yang mencoba kabur dari kandang.

Kenapa kawat?

Pada 1860-an, pagar yang terbuat dari kayu memang mahal didapat. Pasokan kayu di daerah padang rumput juga sedikit, hingga para petani harus membangun rumah dari tanah di daerah Amerika Serikat.

Demikian juga batu bata mengalami kelangkaan di dataran. Salah satu opsi yang menjadi pilihan adalah kawat berduri dengan biaya yang lebih murah, lebih mudah, dan lebih cepat digunakan daripada alternatif lain mana pun.

Dilansir dari Popular Science, setelah Lucien B Smith berhasil mendapatkan paten tersebut, perusahaan mulai memproduksi berbagai jenis kawat berduri.

Ratusan jenis kawat dikembangkan dan dijamin aman dari bahaya kebakaran karena terbuat dari besi.

Penemuan ini merevolusi kehidupan manusia. Biaya yang murah dari kawat berduri memungkinkan petani untuk membuat pagar di ladang mereka, mencegah ternak makan dari ladang petani. Kondisi ini juga mempersulit bagi ternak yang mencoba kabur.

Bagi petani, mereka bisa menggunakan kawat ini untuk mencegah orang lain melanggar batas tanah mereka dan menjaga ternak mereka agar tidak bingung dengan kawanan orang lain.

Baca juga: Kisah 7 Penemu yang Meninggal akibat Penemuannya...

Berkembang

Lucien Smith dikreditkan sebagai pembuat prototipe pertama dari kawat berduri. Meski belum sempurna, buatan Smith telah tersebar ke berbagai negara di Amerika Serikat.

Masalahnya adalah semua produk ini dibuat dengan tangan, hal itu membuat sebagian orang merasa kurang puas. Pada 1879, petani asal Illnois, Joseph Glidden mencoba mengubah dan menemukan kawat berduri versinya.

Ia memenangkan paten atas bahan pagar yang diproduksi secara mekanis yang kawat berduri dapat dibuat dalam skala besar. Mesin Glidden bisa menarik dua helai kawat dengan kencang dan bisa melilit denga jarak yang teratur.

Dua tahun kemudian, versi kawat buatan ini menghasilkan banyak keuntungan bagi Glidden. Hanya dua tahun kemudian, perusahaan Glidden menghasilkan jutaan dollar setiap tahun. Produksi massal digunakan untuk pembuatan rumah dan pagar.

Seiring berjalannya waktu, penggunaan kawat berduri berubah. Pada 1980-an, baja digunakan untuk menggantikan kawat dari besi untuk mempertebal ukuran dari kawat tersebut.

Hingga kini, penggunaan dari kawat berduri bisa beraneka macam baik untuk kepentingan militer maupun sipil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com